Setelah COD smelter di Manyar pada Mei 2024, nantinya Kementerian BUMN bakal membahas kapan PTFI bisa kembali melakukan ekspor konsentrat tembaga.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sebelumnya mengatakan pemerintah bakal kembali memikirkan soal izin ekspor tembaga untuk Freeport selepas Mei 2024.
Adapun, hal ini dilakukan karena PTFI telah melaksanakan kewajiban untuk pembangunan smelter di Manyar, Gresik, Jawa Timur, walaupun baru akan beroperasi penuh pada Desember 2024.
Bahlil memastikan smelter Manyar bakal beroperasi secara komersial atau commercial on date pada Mei 2024, tetapi produksi konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta metrik ton baru bakal terlaksana pada akhir tahun ini.
“Mereka sudah bangun, Mei selesai COD. Namun, pabrik industri itu tidak bisa langsung peak 1,7 [metrik] ton pelan-pelan. Mungkin 30% sampai 40% dahulu lalu peak pada Desember,” ujar Bahlil saat ditemui di kantornya, Senin (29/4/2024).
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas sebelumnya mengatakan smelter Manyar bakal rampung pada Mei dan beroperasi pada Juni 2024. Namun, proses produksi tembaga baru dapat dilakukan pada awal Agustus.
Hingga saat ini, kemajuan pembangunan smelter katoda tembaga single line terbesar di dunia tersebut mencapai 94%.
“Mei selesai, Juni operasi tetapi belum produksi. Nanti konsentrat di-feeding ke dalam situ baru sekitar awal Agustus, sehingga akhir Agustus baru keluar katoda tembaga,” ujar Tony saat ditemui di Jakarta, Rabu (10/4/2024).
Pengamat energi Universitas Indonesia (UI) Iwa Garniwa mengatakan terdapat kemungkinan pemerintah dan Freeport bakal kembali membuat perjanjian khusus terkait dengan operasional smelter katoda tembaga di Manyar, Gresik, Jawa Timur.
Perjanjian khusus yang dimaksud bakal dibuat bila PTFI tidak melaksanakan kewajiban pembangunan dan operasional smelter Manyar pada Mei 2024 yang berdampak pada kegiatan ekspor konsentrat tembaga yang dilakukan perusahaan.
“Terkait dengan masalah tenggat Freeport melaksanakan kewajibannya, perlu ada ketegasan pemerintah, walaupun dampak tidak boleh ekspor akan merugikan banyak pihak. Dugaan saya bakal ada perjanjian khusus soal pembangunan smelter Freeport ini yang berakibat inkonsistensi [kebijakan larangan ekspor konsentrat tembaga] kembali,” ujar Iwa saat dihubungi Bloomberg Technoz, Kamis (11/4/2024).
Di sisi lain, Kementerian ESDM memastikan belum menerbitkan aturan apapun untuk merelaksasi izin ekspor konsentrat tembaga Freeport selepas tenggat Mei 2024.
Kepastian itu ditegaskan oleh Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ing Tri Winarno di sela rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (19/3/2024).
“Sampai sekarang belum ada ketentuan apapun [terkait dengan] relaksasi [izin ekspor PTFI] setelah 31 Mei 2024,” ujarnya.
(dov/wdh)