"Selama kuartal pertama 2024, Mitratel berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp2,2 triliun, tumbuh 7,3% secara tahunan atau year on year (yoy).
Sementara profil pendapatan masih disokong oleh bisnis sewa menara sebesar Rp1.83 triliun, meningkat 5,4 YoY%.
Hendra menambahkan, tahun ini cukup berbeda dibanding 2023, di mana bisnis fiber Mitratel memperlihatkan pertumbuhan yang sangat tinggi dan menjadi engine growth baru bagi perusahaan.
Itu tercermin dari bisnis fiber yang mencatat pendapatan Rp85 miliar, melesat 148,8 yoy tahun lalu.
Mitratel (MTEL) memiliki fiber optik sepanjang 36.257 kilometer (km). Jika dihitung dari akhir Desember 2023 atau year to date (YtD), Mitratel berhasil menambah panjang fiber optik hingga 3,736 kilometer, tumbuh 11,5%.
Seiring pertumbuhan aset menara dan fiber optik, Mitratel mencatatkan kenaikan jumlah penyewa (tenant) dari 57.409 pada akhir Desember 2023 menjadi 57.808 pada akhir Maret 2024, atau bertambah 399 tenant dalam satu kuartal.
Sedangkan kolokasi meningkat 1,4% dari 19.395 menjadi 19.673 pada kurun waktu yang sama. Hal ini membuat tenancy ratio naik menjadi 1,52 kali.
"Keunggulan portofolio yang dimiliki melalui diversifikasi di luar Jawa, menempatkan Mitratel menjadi mitra pilihan utama bagi MNO dalam memperluas coverage jaringan dan bisnis telekomunikasi ke seluruh pelosok negeri," tutur Hendra.
(ibn/dhf)