Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Maskapai Penerbangan Sriwijaya Air kembali menjadi sorotan usai pendirinya, Hendry Lie, ditetapkan sebagai salah satu dari lima tersangka baru kasus dugaan korupsi tata kelola niaga timah PT Timah Tbk (TINS).

Menyitir laman resmi Sriwijaya Air, Hendry Lie membangun bisnis PT Sriwijaya Air bersama perusahaan swasta yang didirikan oleh Chandra Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 2003. Sriwijaya Air memulai bisnisnya dengan satu Boeing 737-200.

Hendry Lie merupakan kakak dari Chandra Lie, sementara Andy Halim dan Fandy Lingga merupakan adik-adiknya. Sehingga dapat dikatakan perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang dibangun Hendry bersama dengan adik-adiknya.

Sriwijaya Air memulai penerbangan pertamanya di 10 November 2003 dengan rute Jakarta ke Pangkal Pinang, Jakarta ke Palembang, Jakarta ke Jambi, dan Jakarta ke Pontianak. Saat ini Sriwijaya Air Group memiliki 48 pesawat Boeing dengan total 53 rute. 

Pesawat Sriwijaya Air./dok. Bloomberg

Pada 2008, Sriwijaya Air mengeklaim selamat dari krisis global dan hampir tidak mengalami kerugian bisnis. Namun sejak didirikan Sriwijaya Air memang tak lepas dari sejumlah masalah.

Terbaru, Maksapai ini baru dapat lolos dari kepailitan pada Juli 2023, usai mendapatkan proses penundaan kewajiban pembayaran utang atau PKPU di Pengadilan Niaga, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

"Sebagai maskapai penerbangan swasta yang telah berdiri sejak 2003, berhasilnya Sriwijaya Air keluar dari proses penundaan kewajiban pembayaram utang ini membawa angin segar bagi dunia penerbangan Indonesia yang sudah banyak kehilangan maskapai penerbangan karena diterpa kesulitan keuangan," tulis Sriwijaya dalam rilisnya, Juli tahun lalu.

Dengan kasus korupsi yang menyeret nama pendirinya baru-baru ini, hal tersebut juga dapat menyulitkan operasi Sriwijaya Air secara optimal, terlebih setelah sebelumnya Sriwijaya telah memiliki perjanjian PKPU.

Tak hanya itu, dalam situsnya juga terlihat bahwa Sriwijaya Air dan anak perusahannya NAM Air hanya mengoperasikan beberapa jenis pesawat yang terdiri dari jenis B737-900ER dan B737-800 NG untuk Sriwijaya. Adapun untuk Nam Air mengoperasikan Boeing 737-500 W dan ATR 72-600.

Sebagai informasi, meskipun telah ditetapkan sebagai tersangka, tetapi pendiri Sriwijaya Air ini belum ditahan. Hendry tidak bisa hadir karena berkaitan dengan kondisi kesehatannya. Penetapan tersangka atas Hendry Lie sendiri dilakukan Kejaksaan Agung pada Jumat (26/4/2024) malam.

"Akan dilakukan pemanggilan sebagai tersangka," ujar Dirdik Jampidsus Kejaksaan Agung Kuntadi menegaskan.

(prc/wdh)

No more pages