Logo Bloomberg Technoz


Pembukaan lahan 2 juta ha lahan tersebut sesuai dengan penugasan yang termaktub di dalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 15/2024 tentang Satuan Tugas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.

Yuliot sebelumnya mengatakan kepada Bloomberg Technoz bahwa megaproyek swasembada gula dan bioetanol tersebut membutuhkan investasi sekitar US$8 miliar atau sekitar Rp130 triliun, asumsi kurs saat ini.

Mencari Mitra

Di lain sisi, PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) atau Sugar Co mengatakan penanaman pada lahan tebu baru seluas 2 juta hektare (ha) di Merauke, Papua Selatan hanya akan dilaksanakan maksimal sebesar 50% pada tahap awal.

Presiden Direktur Sugar Co Aris Toharisman mengatakan hal tersebut sesuai dengan studi kelayakan (feasibility study) dari proyek yang menjadi bagian penugasan dari Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol.

Selain itu, Sugar Co memastikan perseroan tidak akan menjadi satu-satunya pengelola lahan tebu seluas 2 juta ha tersebut, melainkan akan turut melibatkan peran korporasi swasta.

“Lahan yang dikelola bertahap. Dari 2 juta ha tersebut tidak semuanya ditanami tebu. Mungkin maksimal 50% sesuai feasibility study. Juga bukan hanya Sugar Co yang akan tanam tebu, tetapi juga swasta,” ujar Aris kepada Bloomberg Technoz, Senin (29/4/2024).

Adapun, perseroan hingga saat ini belum mendapatkan mitra atau investor yang bakal digandeng untuk mengelola lahan tebu tersebut.

Bukan hanya itu, Sugar Co mengaku juga masih dalam proses untuk mencari investor untuk mengelola lahan tebu dan pabrik gula di Sumatra Selatan, Lampung serta Sulawesi Selatan.

“Rencananya Sugar Co akan mengelola lahan tebu di Merauke bersama mitra atau investor. Sampai saat ini kami belum mendapatkan investor, masih dalam proses pencarian, baik investor untuk pengelolaan lahan tebu dan pabrik gula di Sumsel, Lampung, Sulawesi Selatan maupun di Merauke,” ujar Aris.


-- Dengan asistensi Dovana Hasiana

(wdh)

No more pages