Para pelaku pasar sepertinya memutuskan sikap pandangan yang optimistis dengan dimulainya Federal Reserve (The Fed) menggelar pertemuan Komite (Federal Open Market Committee/FOMC) mulai hari ini hingga esok tanggal 1 Mei, meskipun pasar telah bersiap dan menyadari ada potensi Jerome Powell dan sejawat akan memperjelas sinyal Hawkish menyusul berbagai data yang menjegal disinflasi AS.
“The Fed ‘Terpojok' karena beberapa sektor ekonomi tampaknya kebal terhadap suku bunga,” terang Jeff Roach dari LPL Financial.
Pada tingkat ini, Roach memperkirakan The Fed akan tetap menahan suku bunga lebih lama daripada yang akan terjadi dalam siklus normal, "Yang meningkatkan kemungkinan terjadinya stagflasi, atau pendaratan yang ‘Tidak' mulus."
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, pertemuan kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) selama dua hari yang dimulai pada Selasa menjadi pusat perhatian investor minggu ini, dengan ekspektasi Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan.
Namun, fokus perhatian investor akan tertuju pada arahan (guidance) yang diberikan Federal Reserve berkaitan dengan arah pergerakan suku bunga acuan. Berbagai data ekonomi AS belakangan ini yang keluar lebih baik dari ekspektasi dan juga tekanan inflasi yang masih cukup besar telah membuyarkan spekulasi seberapa cepat Federal Reserve dapat memulai siklus pemangkasan suku bunga.
“Pelaku pasar memprediksi pemangkasan suku bunga yang pertama oleh Federal Reserve akan terjadi di bulan September, tertunda dari ekspektasi sebelumnya yang terjadi di bulan Juni. Pemangkasan suku bunga untuk tahun ini diprediksi hanya akan sebesar 30 bps,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Dari regional, pelaku pasar juga tengah mencermati berbagai rilis data ekonomi penting dari negara-negara Asia. Di mana China akan melaporkan data Manufaktur yang diperkirakan akan mencatat angka pertumbuhan lebih rendah. Pasar menilai, kemungkinan China perlu mengambil langkah ekstrim dan sangat kontroversial untuk mendukung ekonominya yang mati suri seperti saat ini.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 1,7% ke 7.155 disertai dengan munculnya volume pembelian meskipun sempat menembus dari support-nya di 7.026.
“Saat ini, posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian awal dari wave C dari wave (2) pada label hitam, sehingga ke depannya IHSG akan rawan terkoreksi kembali ke rentang 6.884 hingga 6.982,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (30/4/2024).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ISAT, MEDC, PGAS, dan TLKM.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi menguat terdorong de-eskalasi konflik dan data domestik.
“Akumulasi beli dapat dilakukan apabila IHSG membentuk konfirmasi rebound ke 7.200 di Selasa (30/4). Pasalnya, secara teknikal terdapat critical resistance area di 7.175-7.200,” tulisnya.
Indeks-indeks Wall Street semalam menguat di Senin (29/4). Penguatan tersebut kembali ditopang oleh selective buying pada saham-saham tertentu yang memiliki berita positif, baik realisasi kinerja Kuartal I-2024 maupun pencapaian positif lainnya. Terlepas dari hal tersebut, pasar menantikan hasil FOMC dan press conference yang mengikutinya pada 29 dan 30 April 2024 waktu setempat. The Fed diperkirakan menahan sukubunga acuan di 5.5% dalam FOMC tersebut.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi pada saham TLKM, HRUM, TINS, INCO, MDKA, ANTM, MAPI dan JSMR.
(fad/wep)