Guna meningkatkan profitabilitasnya, perusahaan teknologi asal Indonesia ini melepas kendali atas unit e-commerce yang merugi, Tokopedia, kepada TikTok milik ByteDance Ltd. dalam sebuah kesepakatan senilai US$1,5 miliar.
Baca: Rincian Kesepakatan Kemitraan GoTo TikTok Atas Tokopedia
Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, GoTo yang berbasis di Jakarta akan mendapatkan pembayaran rutin dari TikTok. Untuk setahun penuh, GoTo menegaskan bahwa mereka berharap untuk mencapai titik impas pada basis Ebitda yang telah disesuaikan.
GoTo belum mencapai laba berdasarkan laba bersih, meskipun telah melakukan pemangkasan biaya, termasuk melakukan ribuan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan mengurangi anggaran marketing.
Saham GOTO turun lebih dari 80% sejak penawaran umum perdana tahun 2022 di Jakarta.
Pertumbuhan telah melambat dari laju tiga digit pada tahun-tahun sebelumnya, menggarisbawahi persaingan yang ketat dan terjadi perubahan belanja konsumen.
Pendapatan bersih kuartal pertama, yang tidak termasuk insentif untuk mitra pengemudi dan merchant serta promosi untuk pengguna, naik 63% secara proforma menjadi Rp3,1 triliun.
Nathan Naidu, analis Bloomberg Intelligence berpendapat bahwa Tokopedia memang memerlukan biaya besar dalam menjalankan aktivitas bisnis. Karenanya mayoritas saham di PT Tokopedia disepakati dibeli oleh TikTok di awal kuartal 2024.
Hal ini juga menjadi bagian dari ambisi besar GoTo meraih keuntungan perdana di tahun ini, usai pada akhir kuartal 2023 meraih titik impas atau BEP kali pertama sejak berstatus sebagai perusahaan terbuka di 2022.
“Biaya GoTo dari Tokopedia - sekitar 40 bps dari nilai transaksi bruto berdasarkan angka yang diungkapkan untuk kuartal ketiga—sebagian besar akan mengalir ke Ebitda. Pendapatan juga akan didorong oleh meningkatnya skala segmen yang paling menguntungkan, layanan on-demand, serta cross-selling dengan Bank Jago yang dimiliki oleh 22% sahamnya,” ucap Nathan Naidu.
Baca Juga: Tak Banyak Effort, GoTo Bisa Dapat Rp675 Miliar dari Tokopedia & TikTok
Meskipun kesepakatan TikTok dan pemangkasan biaya akan mengurangi tekanan pada keuangan GoTo, kondisi pasar yang sulit telah mendorong perusahaan dan para pesaingnya untuk mempertimbangkan opsi-opsi agresif.
GoTo dan Grab tahun ini menghidupkan kembali diskusi tentang penggabungan bisnis inti mereka, yang kemudian dibantah oleh perusahaan.
Bloomberg News sebelumnya melaporkan, opsi penyatuan memungkinkan mereka untuk mengurangi pengeluaran untuk menarik pengguna.
(bbn)