Logo Bloomberg Technoz

Manajemen Trimegah Bangun Persada ataupun para penjamin pelaksana emisi efek, belum mau merespon kabar ini.

Dalam prospektus yang dipublikasikan diketahui NCKL beroperasi pada dua proyek nikel laterit aktif di Kawai dan Loji, di Pulau Obi, Maluku Utara, dan memiliki dua konsesi pertambangan nikel di Tabuji-Lauwi dan Jikodolong, dan di Pulau Obi.

Salah satu anak perusahaan Harita Group ini dikenal lewat bidang usaha emurnian nikel terintegrasi, mulai dari penambangan hingga peleburan nikel hilir. Terdapat pula produksi feronikel berkelanjutan.

Direktur Keuangan NCKL Suparsin dalam sebuah kesempatan mengungkapkan 40% dari hasil penawaran saham IPO akan digunakan untuk belanja modal, termasuk pembangunan pabrik pengolahan nikel.

Sedangkan berdasarkan prospektus, Trimegah Bangun Persada akan mengalokasikan dana IPO untuk  dua hal, yaitu pembayaran utang dan pengembangan modal kerja juga setoran modal pinjaman kepada entitas anak dan asosiasi. Tercatat perseroan akan melakukan pembayaran seluruh utang kepada PT Harita Jayaraya, PT Dwimuria Investama Andalan, bank OCBC & PT Bank OCBC NISP Tbk.

Selain itu porsi 2,12% dari total dana IPO akan dialokasikan untuk belanja modal,  32,27% untuk kebutuhan entitas anak dan asosiasi sebagai setoran modal dan pinjaman. Lalu sisanya,  38,08% akan digunakan NCKL untuk modal kerja.

Dalam penyiapan IPO, perseroan menyampaikan kinerja usaha tahun 2022. Tercatat pendapatan NCKL per November tahun lalu mencapai Rp 9 triliun, naik 17% dari periode yang sama tahun lalu. Laba periode berjalan Rp 4,3 triliun, naik 207%.

Tahun ini Trimegah Bangun Persada menetapkan sejumlah target, diantaranya kapasitas produksi feronikel akan bertumbuh empat kali lipat dari posisi saat ini 25 ribu metrik ton nikel. "Tahun ini diharapkan naik menjadi sekitar 100 ribu metrik ton nikel,” kata Roy A. Arfandy, Direktur Utama TBP kepada media pekan lalu.

Produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) juga akan dinaikkan menjadi 60 ribu metrik ton. MHP merupakan bahan baku pembuatan baterai mobil listrik yang kini baru menghasilkan 40 ribu metrik ton produksi.

- Dengan asistensi Filipe Pacheco dan Yudith Ho

(wep/hps)

No more pages