“Ukraina adalah jembatan bagi ekspor kami ke Eropa, dan sumber penting untuk impor kami terkait keamanan pangan,” kata Al-Zeyoudi dalam pernyataan tersebut. Perjanjian tersebut "akan memberi perusahaan dan pengusaha Ukraina platform baru yang memungkinkan mereka untuk berekspansi ke pasar pertumbuhan di Asia dan Afrika melalui UEA."
Al-Zeyoudi mengatakan pakta itu akan "berperan aktif dalam revitalisasi ekonomi Ukraina, dan akan memberikan peluang baru bagi komunitas bisnis dari kedua negara yang bersahabat."
"Ini bukan perjanjian perdagangan bebas klasik, ini komprehensif, dan mencakup barang, jasa, investasi, perdagangan digital, dan sebagainya," kata Menteri Ekonomi Ukraina Yulia Svyrydenko.
Kementeriannya memperkirakan ekspor logam dan minyak nabati akan meningkat sebagai hasil dari kesepakatan tersebut.
Investasi bersama antara kedua negara mencapai US$360 juta pada 2022 di berbagai sektor termasuk logistik dan infrastruktur, pariwisata, dan teknologi.
UEA yang kaya energi telah menandatangani pakta serupa dengan beberapa negara yang menjadi targetnya untuk pertumbuhan perdagangan seperti India, Israel, dan Turki. Pada 2021, negara Teluk tersebut mengatakan berencana untuk memperdalam hubungan perdagangannya di negara-negara ekonomi yang tumbuh cepat dengan menarik investasi asing sebesar US$150 miliar.
UEA telah mempertahankan hubungan baik dengan Ukraina dan Rusia sejak dimulainya invasi Kremlin. Dubai, pusat bisnis negara Teluk tersebut, telah menjadi tujuan bagi orang Rusia dan Ukraina.
(bbn)