Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba bersih Rp7,46 triliun pada kuartal I-2024. Angka ini menurun 14,39% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,71 triliun. 

Sementara itu, pendapatan ASII juga susut 2,13% menjadi Rp81,20 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp82,98 triliun. Penurunan kinerja perseroan sepanjang kuartal-I 2024 ini disebabkan oleh penurunan kinerja bisnis alat berat, pertambangan, dan otomotif grup ASII.

“Kinerja grup pada kuartal pertama tahun 2024 menurun, terutama merefleksikan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara dari tingkat harga yang tinggi sebelumnya,” kata Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan resminya, Senin (29/4/2024).

Astra mencatat, penjualan mobil Astra menurun 20% menjadi 120.000 unit, sementara pangsa pasar meningkat dari 53% menjadi 56%. Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil secara nasional menurun 24% menjadi 215.000 unit pada kuartal-I 2024. Selama kuartal ini, telah diluncurkan empat model baru dan tiga model revamped.

Selain itu, penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor menurun 8% menjadi 1.324.000 unit dan pangsa pasar menurun dari 79% menjadi 76%. Sedangkan berdasarkan data Kementerian Perindustrian, penjualan sepeda motor secara nasional menurun 5% menjadi 1.735.000 unit pada kuartal-I 2024. Selama kuartal ini, Astra telah meluncurkan satu model baru dan satu model revamped.

Adapun laba bersih dari segmen bisnis alat berat yang dijalankan oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) tercatat turun 15% menjadi Rp2,8 triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan kontribusi dari bisnis pertambangan dan mesin konstruksi.

Sebagai informasi, laba bersih dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi perseroan tercatat turun 15% menjadi Rp2,8 triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan kontribusi dari bisnis pertambangan dan mesin konstruksi. 

Secara rinci, PT United Tractors Tbk (UNTR) yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh ASII mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 15% menjadi Rp4,5 triliun. Selain itu, perusahaan kontraktor umum yang 87,7% sahamnya dimiliki UNTR yakni PT Acset Indonusa Tbk (ACST) melaporkan rugi bersih sebesar Rp42 miliar dibandingkan rugi bersih sebesar Rp30 miliar pada kuartal pertama tahun sebelumnya.

Djony menyampaikan, terlepas dari tantangan-tantangan tersebut, perseroan tetap optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. “Didukung oleh neraca keuangan yang kuat, grup dengan diversifikasi portofolio bisnisnya berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang-peluang pertumbuhan jangka panjang,” ujar Djony. 

(mfd/spt)

No more pages