Konflik ini dipicu oleh serangan yang dilakukan oleh militan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang, menurut perhitungan Israel.
Serangan ke Rafah, yang menurut Israel merupakan benteng terakhir Hamas di Jalur Gaza, telah diantisipasi selama berminggu-minggu, namun pemerintah-pemerintah asing dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyatakan keprihatinan mereka bahwa tindakan tersebut dapat mengakibatkan bencana kemanusiaan mengingat banyaknya pengungsi yang berdesak-desakan di daerah tersebut.
Pada Minggu, para pejabat Hamas mengatakan sebuah delegasi yang dipimpin oleh Khalil Al-Hayya, wakil kepala Gaza, akan membahas proposal gencatan senjata yang diserahkan oleh Hamas kepada para mediator dari Qatar dan Mesir, serta tanggapan Israel. Para mediator, yang didukung oleh Amerika Serikat, telah meningkatkan upaya mereka untuk mencapai kesepakatan.
Dua pejabat Hamas yang berbicara kepada Reuters tidak mengungkapkan rincian proposal terbaru, tetapi sebuah sumber yang mendapat penjelasan singkat tentang pembicaraan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa Hamas diperkirakan akan menanggapi proposal gencatan senjata terbaru Israel yang disampaikan pada hari Sabtu.
Sumber tersebut mengatakan bahwa hal ini termasuk kesepakatan untuk menerima pembebasan kurang dari 40 sandera sebagai imbalan atas pembebasan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, dan tahap kedua gencatan senjata yang mencakup "periode ketenangan yang berkelanjutan"--respons kompromi Israel atas tuntutan Hamas untuk gencatan senjata permanen.
Setelah tahap pertama, Israel akan mengizinkan pergerakan bebas antara Gaza selatan dan utara dan penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza, kata sumber tersebut.
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa pembicaraan Senin di Kairo akan berlangsung antara delegasi Hamas dan mediator Qatar dan Mesir untuk membahas pernyataan yang telah dibuat oleh kelompok itu atas tanggapan Israel terhadap proposal baru-baru ini.
"Hamas memiliki beberapa pertanyaan dan permintaan atas respon Israel terhadap proposal yang diterima dari para mediator pada hari Jumat," kata pejabat tersebut kepada Reuters.
Komentar tersebut mengisyaratkan bahwa Hamas mungkin tidak akan memberikan tanggapan langsung kepada para mediator atas proposal terbaru Israel.
(red/ros)