Skenario terburuk dengan menutup TikTok telah dipikirkan perusahaan, daripada menjualnya. Apalagi TikTok diklaim menyumbang sebagian kecil total pendapatan dan pengguna aktif harian ByteDance, dinyatakan oleh empat sumber.
Penutupan akan memiliki dampak terbatas pada bisnis ByteDance sementara perusahaan tidak harus menyerahkan algoritma intinya, kata sumber-sumber tersebut, yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Usai resminya Undang-Undang (UU) pelarangan platform TikTok untuk beroperasi AS, atau mematuhi perintah divestasi saham ke pemilik baru asal domestik, ByteDance masih punya waktu 270 hari sebelum eksekusi.
TikTok dan ByteDance Ltd, yang berbasis di Beijing, telah bersumpah untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk menghentikan langkah tersebut. Mereka berargumen bahwa hal tersebut melanggar hak-hak kebebasan berbicara.
“Kami akan terus berjuang. Ini adalah awal, bukan akhir dari proses yang panjang ini,” kata Michael Beckerman, kepala kebijakan publik TikTok Amerika, dalam sebuah memo kepada staf AS.
ByteDance tidak memberi komentar atas kabar 'rela' menutup platform TikTok di pasar AS. Perusahaan pernah memberi pernyataan bahwa mereka tidak berencana menjual TikTok, dalam sebuah platform Toutiano, milik mereka.
The Information sebelumnya sempat melaporkan hal yang sama, bahwa ada penjajakan penjualan TikTok di AS.
Penasihat TikTok AS Mundur
Erich Andersen, penasihat umum TikTok di Amerika Serikat dan perusahaan induknya di Cina, ByteDance Ltd, dilaporkan telah mundur diri dari jabatannya. Dalam rilis akhir pekan lalu disebutkan bahwa Andersen, yang bertanggung jawab untuk meyakinkan pemerintah AS bahwa perusahaan tersebut telah melakukan hal yang cukup untuk mencegah kekhawatiran keamanan nasional terkait hubungannya dengan China, akan meninggalkan jabatannya pada bulan Juni.
Andersen akan tetap menjadi "penasihat khusus untuk perusahaan," menurut pernyataan TikTok pada hari Jumat. "Keputusannya untuk mundur sebagai penasihat umum sepenuhnya merupakan keputusannya sendiri," kata Jodi Seth, juru bicara TikTok.
Langkah ini diambil beberapa hari setelah Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang yang mengancam keberadaan TikTok di AS, dengan mengharuskan ByteDance melepas sahamnya di aplikasi tersebut atau dilarang.
Perusahaan-perusahaan ini diperkirakan akan melakukan perlawanan hukum untuk mencoba membatalkan atau menunda pemberlakuan undang-undang tersebut.
ByteDance dan TikTok telah bersiap untuk memberhentikan Andersen dari perannya sebagai penasihat umum setelah apa yang terjadi di Kongres AS atas undang-undang atau pelarangan TikTok, kata sumber Bloomberg News, 20 April silam. Dalam peran barunya, Andersen akan fokus pada upaya untuk membatalkan undang-undang di AS dan "masalah hukum mendesak lainnya," kata perusahaan.
Andersen mengawasi negosiasi dengan Komite Penanaman Modal Asing di AS, yang meninjau masalah keamanan nasional terkait TikTok, perusahaan induknya, dan potensi pengaruh dari pemerintah China.
Segala upaya tersebut terus berlangsung selama bertahun-tahun, dan akhirnya TikTok gagal menunjukkan bahwa dana sebesar US$2 miliar yang mereka keluarkan untuk rencana keamanan dan perlindungan data pengguna AS cukup untuk mencapai kesepakatan.
Baca Juga: Hubungan China-AS Bisa Kembali 'Panas' Karena TikTok Dilarang
Sebelumnya para nggota parlemen meminta segera agar pemerintah bertindak berdasarkan kekhawatiran mereka tentang potensi China, melalui ByetDance, untuk mendapatkan data pengguna yang sensitif atau mempengaruhi umpan media sosial Amerika.
Induk TikTok menghabiskan US$2,7 juta untuk melobi pada kuartal pertama tahun ini, dan US$8,7 juta pada tahun 2023. Pada akhirnya, RUU divestasi atau pelarangan ditandatangani menjadi undang-undang.
Dalam sebuah memo internal kepada para karyawan yang ditinjau oleh Bloomberg, Andersen kala itu mengatakan, "Ini sepenuhnya keputusan saya untuk melakukannya, dan itu bukan keputusan yang mudah," tulis Andersen. "Namun, ketika saya mulai merenungkan beberapa bulan yang lalu tentang tekanan beberapa tahun terakhir dan tantangan generasi baru yang ada di depan mata, saya memutuskan bahwa inilah saat yang tepat untuk menyerahkan tongkat estafet kepada pemimpin baru."
(wep)