Selain pendapatan dari imbalan jasa e-commerce, per kuartal I-2024 itu, GOTO mendapatkan pendapatan terbesar dari pos imbalan jasa yang mencapai Rp 1,58 triliun atau 39% porsinya terhadap total pendapatan. Berikutnya pendapatan dari jasa pengiriman sebesar Rp 1,38 triliun, jasa pinjaman Rp 285 miliar, imbalan iklan Rp 264 miliar, dan pendapatan lain lain senilai Rp 458 miliar.
Manajemen GOTO dalam siaran pers menyatakan kesepakatannya dengan TikTok akan membuat bisnis e-commerce GoTo menghasilkan kas positif bagi GoTo, sekaligus memberikan arus pendapatan yang berkelanjutan dari Tokopedia.
Sebelumnya dalam Paparan Publik Insidentil, Rabu (28/2/2024), Direktur Utama GOTO Patrick Walujo menegaskan bahwa kemitraan dengan TikTok berpotensi menjadikan gabungan Tokopedia-TikTok Shop menjadi yang terdepan atau nomor 1 di Indonesia.
“Tokopedia dan TikTok memiliki pasar yang saling melengkapi dan tidak tumpang tindih,” kata Patrick.
Sementara itu, Direktur Keuangan GOTO, Jacky Lo, juga menambahkan bahwa perseroan juga akan menerima manfaat yang semakin bertambah dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini didorong oleh peningkatan biaya layanan (service fee) dari Tokopedia secara stabil. “Karena itu di 2024, hasil dari segmen ecommerce akan segera berubah menjadi positif,” kata Jack, dalam Paparan Publik Insidentil itu.
Adapun menurut Patrick, keuntungan lainnya dengan masuknya TikTok ke Tokopedia adalah GoTo tentunya akan lebih fokus mengembangkan bisnis on-demand services (ODS) melalui Gojek dan financial technology (fintech) lewat GoTo Financial.
Rugi Terendah dalam Sejarah sejak Perusahaan Tercatat di BEI
Di sisi lain, pada kuartal I-2024, GOTO juga berhasil memangkas rugi bersih entitas induk GOTO yang turun sebesar 78% menjadi rugi Rp861,91 miliar, dari periode yang sama tahun lalu yang rugi Rp3,86 triliun.
Penurunan rugi bersih itu menjadi yang terendah sepanjang sejarah perusahaan yang didirikan sejak Desember 2015 ini. Di kuartal I-2022, GOTO pernah mencatat rugi bersih cukup besar yang mencapai Rp6,47 triliun, dan rugi di kuartal I-2021 sebesar Rp1,81 triliun.
GOTO juga lebih efisien dengan berhasil menekan sejumlah beban di antaranya jumlah biaya dan beban mampu dipangkas sebesar 32% menjadi Rp5,02 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp7,38 triliun.
Penurunan beban terbesar yakni dari beban penjualan dan pemasaran yang bisa diturunkan hingga 56% menjadi Rp723 miliar dari Rp1,63 triliun dan beban pengembangan produk turun 62% menjadi Rp353 miliar dari Rp933 miliar.
(mfd)