Empat Klaster
Yuliot mengatakan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia tengah melakukan konsolidasi terhadap konsorsium yang berasal dari dalam negeri tersebut.
Dirinya pun mengonfirmasi bahwa PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) atau Sugar Co dan Wilmar Group bakal bergabung ke dalam konsorsium.
Menurut Yuliot, lahan seluas 2 juta ha tersebut bakal dibagi menjadi empat klaster, di mana alokasi terbesar adalah untuk bagian perkebunan.
“Jadi itu dibagi, ada klaster 1, klaster 2, klaster 3 dan 4. [Lahan] yang dikembangan terlebih dahulu ada klaster 3, yang akan dikelola oleh swasta. Untuk KEK [kawasan ekonomi khusus], masuk di klaster 2,” ujar Yuliot.
Terpisah, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengonfirmasi pemerintah telah mengidentifikasi lahan tebu dengan luas 2 juta ha di Merauke, yang bakal dikelola oleh swasta dan BUMN.
“Ada 2 juta alokasi tebu, ini akan buat dua. Satu bagian dikelola swasta murni karena swasta murni percepatan lebih tinggi, dan dia tidak kita tanggung infrastruktur. Satu dikelola KEK dalam hal ini BUMN. Namun, akan di-blending antara investasi BUMN dan swasta murni,” ujar Bahlil dalam konferensi pers hari ini.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya mengungkapkan pemerintah akan mempersiapkan 2 juta ha lahan tebu, di mana setengahnya bakal digunakan untuk bahan baku bioetanol yang akan menjadi bahan bakar ramah lingkungan pengganti Pertalite.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan lahan di Merauke, Papua Selatan tersebut nantinya akan dikelola oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kita prediksi bahwa dari lahan, konsepnya itu ada lahan 2 juta ha yang akan dikelola oleh Kementerian BUMN, yang dalam hal ini BUMN-nya adalah Perhutani. Di situ separuhnya adalah lahan untuk bahan baku dari bioetanol. Jadi arahnya ke sana," tuturnya kepada Bloomberg Technoz, Kamis (25/4/2024).
-- Dengan asistensi Sultan Ibnu Affan
(dov/wdh)