Sedangkan di pasar saham, pemodal nonresiden kian memperkecil posisi net buy mereka dengan kini tinggal Rp9,68 triliun. Kejatuhan indeks saham, IHSG, di ujung pekan lalu hingga 1,7% memuncaki arus jual asing dari pasar ekuitas yang dalam perdagangan empat hari mencapai Rp2,34 triliun.
Namun, asing terlihat masih bertahan di sekuritas bank sentral, Sertifikat Rupiah (SRBI) dengan membukukan net buy Rp1,95 triliun meski nilai beli bersih sepanjang tahun ini semakin susut tinggal Rp9,02 triliun.
Risiko investasi meningkat
Premi risiko investasi di Indonesia masih bertahan di level tinggi sepanjang pekan lalu. Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5Y masih tinggi di kisaran 79,51%, di atas rata-rata pergerakan setahun ini di 74,63. Premi CDS sempat menyentuh level rekor ketika pasar mulai dibuka setelah libur Lebaran 16 April lalu di 81,55.
Kenaikan premi risiko mempengaruhi pergerakan imbal hasil di pasar surat utang. Dengan ketidakpastian global yang masih tinggi, tekanan jual utang mungkin masih akan berlangsung pekan ini meski ada potensi termoderasi sejurus dengan sedikit kalemnya pasar obligasi global.
Pada pekan lalu, yield Treasury 10Y sempat menyentuh 4,7% sedangan 2Y menyentuh 5%. Pasca rilis data inflasi PCE pada Jumat malam yang sesuai prediksi pasar, imbal hasilnya kembali melandai ke 4,663%.
(rui)