Logo Bloomberg Technoz

Ravina Shamdasani, juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, mengatakan bahwa beberapa mayat yang ditemukan di rumah sakit Khan Younis "ditemukan dengan tangan terikat dan dilucuti pakaiannya".

Reaksi Pihak Israel dan Palestina

Kantor Media Pemerintah Gaza menyalahkan Israel atas penemuan kuburan massal tersebut. Media tersebut menggambarkan penemuan kuburan dan situasi keseluruhan di Nasser sebagai "kejahatan keji".

"Menyerbu dua kali, dan menghancurkan beberapa bagiannya, menunjukkan tingkat kebiadaban penjajah ini dan amoralitas tentaranya, yang menghancurkan semua aspek kehidupan dan sarana untuk bertahan hidup di dalam Jalur Gaza," katanya dalam sebuah pernyataan.

Di sisi lain, tentara Israel mengatakan  klaim bahwa mereka menguburkan mayat-mayat Palestina "tidak benar dan tidak berdasar".

Warga Palestina menangisi korban tewas serangan Israel di kamp Maghazi di RS Martir Al-Aqsa, Gaza tengah, Senin (25/12/2023). (Ahmad Salem/Bloomberg)

Dikatakan bahwa selama operasinya di daerah Rumah Sakit Nasser, mayat-mayat yang dikuburkan oleh warga Palestina "diperiksa" untuk mencoba "menemukan sandera dan orang hilang". Puluhan warga Israel masih menjadi tawanan, ditahan oleh Hamas dan pejuang Palestina lainnya di Gaza.

"Pemeriksaan dilakukan dengan cara yang hati-hati dan secara eksklusif di tempat-tempat yang menurut informasi intelijen mengindikasikan kemungkinan adanya sandera," katanya. Pihak Israel menambahkan, mayat-mayat yang diperiksa, yang bukan milik tawanan Israel, "dikembalikan ke tempatnya".

Reaksi Global

PBB menyerukan "investigasi yang jelas, transparan, dan kredibel" terhadap kuburan massal yang ditemukan di dua rumah sakit tersebut.

Juru bicara PBB Stepahne Dujarric mengatakan para penyelidik yang kredibel harus memiliki akses ke lokasi-lokasi tersebut.

Uni Eropa mendukung seruan PBB untuk melakukan penyelidikan independen.

"Ini adalah sesuatu yang memaksa kami untuk menyerukan penyelidikan independen atas semua kecurigaan dan semua keadaan, karena memang hal ini menimbulkan kesan bahwa mungkin telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia internasional," ujar juru bicara Uni Eropa, Peter Stano.

"Itulah mengapa penting untuk melakukan investigasi independen dan memastikan adanya akuntabilitas," lanjutnya.

Di AS, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, menggambarkan penemuan kuburan massal itu sebagai sesuatu yang "sangat mengganggu." Dia menambahkan, para pejabat AS telah meminta informasi dari pemerintah Israel.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan mengutuk "kejahatan perang keji yang terus berlanjut dan tak terkendali yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel. Yang terbaru adalah kuburan massal yang ditemukan di Kompleks Medis Nasser di kota Khan Younis"

(del)

No more pages