Hanya 65 mayat yang berhasil diidentifikasi oleh kerabat dari 392 mayat yang ditemukan karena pembusukan, mutilasi, dan penyiksaan. Sulaiman menambahkan, jenazah-jenazah tersebut "ditumpuk bersama".
Pada jumpa pers di Rafah selatan pada Kamis (25/04/2024), Abu Sulaiman meminta komunitas internasional memberikan tekanan pada Israel ager "segera menghentikan agresi ini terhadap rakyat kami". Dia juga meminta agar organisasi kemanusiaan dan media internasional diizinkan masuk ke Gaza untuk "memeriksa kejahatan ini".
Kepala hak asasi manusia (HAM) PBB, Volker Turk, menyerukan "penyelidikan independen, efektif, dan transparan" terhadap kuburan massal tersebut.
"Rumah sakit berhak mendapatkan perlindungan khusus berdasarkan hukum kemanusiaan internasionl. Pembunuhan sengaja terhadap warga sipil, tahanan, dan mereka yang tidak bisa berperang adalah kejahatan perang," kata Turk.
Juru bicara tentara Israel, Mayor Nadav Shoshani, mengklaim bahwa makam-makam di Rumah Sakit Nasser “digali oleh warga Gaza beberapa bulan yang lalu”. Militer Israel juga telah mengonfirmasi penggalian mayat dari makam-makam, tetapi dalam upaya untuk mencari tawanan yang masih ditahan di wilayah tersebut.
(del)