Ukraina mendesak Inggris, China, Amerika Serikat (AS), dan Prancis, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk mengambil "tindakan efektif untuk melawan pemerasan nuklir." Namun demikian, Rusia yang juga merupakan anggota tetap dewan tersebut, dapat memveto setiap resolusi atau tindakan yang diusulkan.
Putin, dalam sambutannya yang disiarkan pada Sabtu (25/03/2023), mengatakan bahwa Moskow tidak menyerahkan kendali senjata ke Belarus, dan mengklaim bahwa Rusia tidak akan melanggar kewajiban non-proliferasi nuklirnya. Iapun menyinggung bahwa AS sebelumnya pernah menempatkan senjata nuklir di Eropa.
Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, mengatakan pada Minggu bahwa menjadikan Belarusia sebagai tuan rumah senjata nuklir Rusia mengancam keamanan Eropa dan dapat berujung pada peningkatan sanksi dari Uni Eropa.
“Belarusia masih bisa menghentikannya, itu pilihan mereka. UE siap menanggapi dengan sanksi selanjutnya”
Josep Borrell Fontelles (@JosepBorrellF) 26 Maret 2023
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pun menyebut rencana nuklir Rusia ini berbahaya dan tidak bertanggung jawab.
Putin pada Februari lalu mengumumkan penangguhan partisipasi Rusia dalam perjanjian senjata nuklir New START dengan AS, yang bertujuan membatasi penyebaran senjata nuklir antarbenua oleh Rusia dan AS dengan mengadakan pemeriksaan atas program dari masing-masing negara.
Meski demikian, para pejabat di AS masih wait and see soal rencana ini. “Kami hanya akan memonitor dan melihat,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby saat mengomentari soal Putin di siaran CBS.
“Kami belum melihat indikasi bahwa dia menepati janjinya ini atau memindahkan senjata nuklir apa pun. Kami sebenarnya tidak melihat indikasi bahwa dia memiliki niat untuk menggunakan senjata nuklir.”
(bbn)