Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai kenaikan harga nikel yang akhir-akhir ini terjadi karena adanya peningkatan kebutuhan dunia imbas perang di kawasan Timur Tengah.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Tjahjana mengatakan bahwa nikel merupakan bahan baku yang digunakan untuk peralatan perang.

“Nikel itu dipakai untuk peralatan perang. Kalau lagi banyak perang, banyak lagi kebutuhan nikel. Nikel, alumunium [dibutuhkan] untuk peralatan perang. Misalnya buat pesawat terbang,” ujar Agus saat ditemui di kantornya, Jumat (26/4/2024).

Nikel di London Metal Exchange (LME) per hari ini, Jumat (26/4/2024), diperdagangkan menguat 1,12% menjadi US$19.157/ton pada penutupan perdagangan Kamis (25/4/2024) waktu setempat.

Angka itu mulai mendekati rekor tertinggi sepanjang tahun berjalan yang berada di level US$19.739/ton pada penutupan perdagangan Senin.

Menurut Agus, harga nikel memang mengalami tren penguatan seiring dengan permintaan yang meningkat, khususnya ketika digunakan sebagai bahan baku untuk baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Terlebih, permintaan nikel mengalami peningkatan pesat karena sebelumnya hanya digunakan sebagai bahan baku baja nirkarat (stainless steel).

“Selama ini, sebelum keluar baterai, biasanya dipakai stainless steel, tetapi dari satu ton hanya nol koma sekian persen. Itu selama hampir berapa dekade hanya untuk itu dan juga peralatan perang” ujar Agus.

“Selama itu naiknya tidak terlalu signifikan, begitu baterai keluar pakai nikel, [harga] melonjak,” ujarnya.

Harga nikel yang berada di level US$19.000/ton sekaligus kembali berada di luar ekspektasi pasar.

BMI —lengan riset dari Fitch Solutions Company — sebelumnya  memproyeksikan rerata harga nikel untuk tahun ini akan bertengger di US$18.000/ton, turun dari perkiraan sebelumnya di level US$20.000/ton.

“Kami memperkirakan dinamika serupa akan membatasi pertumbuhan harga nikel pada 2024 seiring dengan makin majunya produksi dari produsen utama, China Daratan dan Indonesia,” papar BMI dalam laporannya bulan ini.

(wep)

No more pages