Pakar industri aviasi Gatot Rahardjo sebelumnya mengungkapkan kekhawatirannya bilamana rencana iuran dana abadi pariwisata atau tourism fund benar-benar dibebankan kepada kenaikan harga tiket maskapai penerbangan.
Gatot menilai hal ini akan membuat maskapai menjadi bulan-bulanan masyarakat, sebab masyarakat pada umumnya hanya memandang masalah tersebut dari sudut pandang harga tiket pesawat, tanpa memahami bahwa kenaikan harga sebenarnya berkaitan dengan adanya upaya pengembangan sektor pariwisata.
"Karena nantinya kalau harga tiket naik karena ada iuran itu, yang kena imbasnya atau disalahkan adalah maskapai. Masyarakat tahunya harga tiket itu urusan maskapai," ujar Gatot.
Untuk diketahui, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengakui saat ini memang tengah melakukan penyusunan rancangan peraturan tentang Dana Abadi Pariwisata Berkualitas, atau tourism fund, bersama kementerian/lembaga terkait.
"Rancangan ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pariwisata berkualitas berlandaskan pada empat pilar yaitu daya saing infrastruktur dasar, pengelolaan pariwisata berkelanjutan, keunikan destinasi, dan layanan pariwisata bernilai tinggi," kata Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo RM Manuhutu dalam keterangannya.
Odo juga menjelaskan wacana pengembangan pariwisata berkualitas melalui partisipasi aktif berbagai pihak saat ini juga masih dalam tahap kajian awal serta diskusi yang melibatkan sejumlah sektor.
Terkait dengan wacana tourism fund yang akan disesuaikan dengan harga tiket pesawat, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno justru menekankan bahwa hal ini tak seharusnya membuat masyarakat khawatir. Dia berjanji rencana tersebut tidak akan membebani masyarakat dengan harga tiket yang memang masih dikeluhkan mahal.
"Bahwa ini masih dalam kajian, tentunya kita masih sadari masukan masyarakat bahwa tiket ini masih mahal, oleh karena kita tidak akan menambah beban," katanya dalam Weekly Brief Sandi Uno, Senin sore.
Sandi juga mengungkapkan bahwa ia bersama Kemenparekraf masih akan melakukan pengkajian secara komprehensif.
"Tentunya awal ini adalah anggaran dari pemerintah membentuk dana abadi, hingga bisa mendukung Indonesia branding wisata berkualitas dan berkelanjutan skala internasional dan dunia dan promosi wisata kita," jelasnya.
(dov/wdh)