BNM mengatakan inflasi memuncak pada kuartal ketiga tahun lalu, dan diperkirakan akan moderat tahun ini namun tetap tinggi. Bank sentral melihat pertumbuhan tahun 2022 melebihi kisaran yang diproyeksikan sebelumnya sebesar 6,5%-7%, dengan ekspansi pada tahun 2023 diperkirakan melambat, mencerminkan tren global.

Negara yang bergantung pada perdagangan tersebut membukukan surplus ke-25 berturut-turut pada bulan Desember, pertumbuhan ekspor hampir 6% berada di bawah ekspektasi dan jauh lebih lambat setelah 16 bulan berturut-turut mengalami ekspansi dua digit.

Ringgit, yang telah menguat bersama sebagian besar mata uang Asia, naik hampir 2% tahun ini setelah merosot ke level terendah dalam 25 tahun pada bulan Oktober.

(ggq/bbn)