Logo Bloomberg Technoz

Pemerintah Putuskan Impor 2 Juta Ton Beras di Tengah Panen Raya

Rezha Hadyan
27 March 2023 13:10

Pengecekan beras impor dalam rangka menjamin stabilitas harga (Dok Bulog)
Pengecekan beras impor dalam rangka menjamin stabilitas harga (Dok Bulog)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengimpor 2 juta ton beras hingga akhir tahun ini untuk memenuhi kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah [CBP] yang kian menipis.

Rencana tersebut diketahui melalui Surat Penugasan dengan nomor B2/TU.03.03/K/3/2023 tertanggal 24 Maret 2023 yang ditujukan kepada Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso. 
 
Melalui surat tersebut, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut keputusan impor beras tahun ini merupakan hasil dari rapat internal mengenai Ketersediaan Bahan Pokok dan Persiapan Arus Mudik Idulfitri 1444 H dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (24/3/2023) lalu. 
 
"Tambahan pasokan beras tersebut dapat digunakan untuk program SPHP [Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan] beras kebutuhan bantuan pangan dalam bentuk beras kepada 21,353 juta KPM [Keluarga Penerima Manfaat]  dan kebutuhan lainnya seperti disebutkan dalam Peraturan Presiden [Perpres] No. 125/2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah [CBP]," demikian disampaikan Arief.
 
Produksi Beras. (Dok. BPS)
Dalam surat tersebut disebutkan bahwa Bulog diminta untuk mengimpor 500.000 ton pertama secepat mungkin. Adapun, untuk sisanya akan dilaksanakan secara bertahap hingga akhir tahun ini atau Desember 2022.
 
Arief menegaskan impor beras yang dilakukan tahun ini akan tetap menjaga kepentingan produsen dalam negeri atau petani. Pemerintah juga akan memperhatikan aspek akuntabilitas dan tata kelola pemerintahan yang baik sesuai peraturan perundang-undangan dalam proses impor komoditas pangan tersebut.
 
"Sejalan dengan hal tersebut, kami menugaskan Perum Bulog untuk tetap mengoptimalkan penyerapan hasil produksi terutama selama masa Panen Raya Maret-Mei 2023," ujarnya.
 
Saat dikonfirmasi, Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal menyatakan bahwa pihaknya sudah menerima surat penugasan dari Bapanas. "Sudah [menerima surat penugasan tersebut]," katanya kepada Bloomberg Technoz, Senin (27/3/2023).
 
Berdasarkan laporan terakhir Bulog, pasok CBP saat ini hanya 320.000 ton alias jauh di bawah ambang batas aman 1,1 juta—1,5 juta ton. Penyerapan domestik yang dilakukan Bulog hanya mencapai 30.000 ton, sedangkan realisasi impor yang sudah disetor instansi tersebut sebanyak 485.000 ton.
 
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengamini stok CBP yang minim tersebut hanya cukup untuk kebutuhan operasi pasar (OP) untuk bulan ini. Bulog, padahal, masih harus memenuhi kewajiban penyaluran bantuan sosial (bansos) bulanan. 
 
Pedagang membungkus beras di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (23/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
“Kalau untuk operasi pasar masih cukup, tetapi itu untuk bulan ini. Namun, kan kita ada kepentingan untuk bulan depan juga, termasuk ada penyaluran bansos yang setiap bulannya 210.000 ton. Nah, itu harus terpenuhi,” ujarnya, Senin (20/3/2023).
 
Pakar pangan dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menyebut keputusan impor beras yang dikeluarkan oleh pemerintah saat panen raya amat jarang terjadi. Sebab, saat panen raya biasanya pasokan gabah/beras melimpah dan harga turun.
 
"Keputusan ini amat dilematis. Di satu sisi, saat ini petani menikmati harga gabah tinggi. Biasanya, saat panen raya harga tertekan. Tentu ini menguntungkan petani. Di sisi lain, karena harga tinggi Bulog kesulitan melakukan penyerapan," ujarnya kepada Bloomberg Technoz melalui pesan instan, Senin (27/3/2023).
 
Tahun ini, Bulog ditargetkan Bapanas menyerap beras petani domestik sebesar 2,4 juta ton, yang 1,2 juta di antaranya akan menjadi stok akhir tahun. Dari target itu, 70% di antaranya diharapkan bisa diserap kala panen raya sampai Mei 2023 nanti.
 
Menimbang kondisi di lapangan, menurut Khudori target itu hampir bisa dipastikan sulit dipenuhi. Termasuk target menyerap 70% dari 2,4 juta ton beras saat panen raya.
 
Sekadar catatan, sampai dengan Jumat (24/3/2023) lalu, penyerapan beras Bulog baru mencapai 48.513 ton atau masih sangat jauh dari target yang ditetapkan.
 
"Sementara itu, peluang terbaik bagi pengadaan Bulog yang di panen raya. Kalau penyerapan saat panen raya terlewat atau tidak tercapai, target hampir dipastikan tak tercapai," ungkapnya.