Bloomberg Technoz, Jakarta – Harga timah dunia kembali menguat setelah sempat mengalami penurunan hingga 7% pada pekan ini.
Timah di London Metal Exchange (LME) per hari ini, Jumat (26/4/2024), diperdagangkan menguat 3,25% menjadi US$32.872/ton pada penutupan perdagangan Kamis (25/4/2024) waktu setempat.
Angka itu memang belum mendekati level tertinggi bulan ini, yakni US$35.582/ton, pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Namun, angka ini mengalami penguatan setelah salah satu komoditas hasil pertambangan mineral logam andalan Indonesia itu sempat ambrol 7% menjadi US$31.938/ton pada penutupan perdagangan Selasa.
Tidak hanya timah, harga nikel menguat 1,12% menjadi US$19.157/ton. Angka itu mulai mendekati rekor tertinggi sepanjang tahun berjalan yang berada di level US$19.739/ton pada penutupan perdagangan Senin.
Selain itu, harga nikel yang berada di level US$19.000/ton sekaligus kembali berada di luar ekspektasi pasar.
BMI —lengan riset dari Fitch Solutions Company — sebelumnya memang memproyeksikan rerata harga nikel untuk tahun ini akan bertengger di US$18.000/ton, turun dari perkiraan sebelumnya di level US$20.000/ton.
“Kami memperkirakan dinamika serupa akan membatasi pertumbuhan harga nikel pada 2024 seiring dengan makin majunya produksi dari produsen utama, China Daratan dan Indonesia,” papar BMI dalam laporannya bulan ini.
Komoditas logam non-ferrous lainnya di LME terpantau mengalami perubahan harga. Alumunium ditutup melemah 1,52% ke level US$2.563/ton pada Kamis dan tembaga naik 0,94% menjadi US$9.865/ton
(dov/wdh)