BTN Revisi Pertumbuhan Kredit Imbas Kenaikan BI Rate
Sultan Ibnu Affan
26 April 2024 09:10
Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk atau Bank BTN (BBTN) berencana kembali menurunkan target pertumbuhan kredit di tahun ini menjadi sekitar 10-11% imbas naiknya suku bunga acuan menjadi 6,25% atau naik 25 bps pada April tahun ini.
Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, rencana keputusan tersebut dilakukan guna mengantisipasi naiknya beban bunga yang juga menjadikan kompetisi bunga antar bank yang semakin ketat.
"Ini juga mengantisipasi likuiditas yang akan jadi lebih mahal," ujar Nixon di Jakarta, Kamis (25/4/2024).
Dengan merevisi target itu, Nixon pun berhadap langkah tersebut menjadi sebuah hal yang bijak dan rasional. Apalagi, kata dia kondisi geopolitik dan makroekonomi saat ini terbilang masih belum terlalu stabil.
"Padahal kita juga sempat berambisi untuk menargetkan di 13-14%, tetapi ini kita mau turunin lagi," ujar dia.
Sepanjang kuartal I 2024, Bank BTN sendiri mencatatkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan mencapai 14,8% jadi Rp344,2 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya di Rp299,7 triliun.
Dari total itu, penyaluran KPR subsidi menyumbang porsi terbesar dengan menyumbang Rp167 triliun atau naik 12,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 11,9% menjadi Rp357,7 triliun dari sebelumnya di Rp319,6 triliun. Porsi DPK terbesar disumbang oleh rasio dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) yang mencapai 49,9%.
Untuk diketahui, BI mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi April. Di luar ekspektasi, Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat mengumumkan kenaikan suku bunga acuan.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, suku bunga Deposit Facility menjadi 5,5%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 7%," ungkap Perry dalam jumpa pers usai RDG, Rabu (24/4/2024).
Perry menjelaskan, langkah tersebut sejalan dengan posisi kebijakan moneter yaitu mengedepankan stabilitas alias pro-stability. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi (pro-growth) BI memilih untuk mengedepankan kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran.