Produk Domestik Bruto hanya mencatat kenaikan 1,6% year-on-year, di bawah perkiraan semua ekonom, demikian estimasi awal Pemerintah. Defisit Perdagangan yang lebih luas mengurangi pertumbuhan paling besar sejak 2022. Mesin pertumbuhan utama ekonomi–belanja pribadi–aik pada laju 2,5% yang juga lebih lambat dari perkiraan.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, angka-angka tersebut mencerminkan hilangnya momentum yang penting di awal tahun 2024 setelah ekonomi Negeri Paman Sam menutup tahun sebelumnya dengan sangat kuat.
Pengukur inflasi pilihan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) akan dirilis pada Jumat waktu setempat, menyusul data inflasi kenaikan harga lainnya di AS tetap lebih tinggi dari perkiraan, yang terakselerasi ke 3,7%, jauh di atas prediksi pasar di 2%.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, fokus perhatian investor terpaku pada rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Kuartal I-2024 AS, dan rilis data Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index, sebuah indikator favorit Federal Reserve untuk mengukur inflasi, pada hari Jumat.
“Muncul ketakutan bahwa inflasi berpotensi naik lagi setelah data Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI) keluar lebih tinggi dari estimasi pasar selama tiga bulan beruntun yang disertai juga oleh peringatan dari pejabat tinggi Federal Reserve sehingga melemahkan ekspektasi berkaitan dengan berapa kali Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan tahun ini,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Para pelaku pasar telah berkali-kali menunda ekspektasi pemangkasan suku bunga pertama oleh Federal Reserve, hingga perhatian tertuju pada bulan September dengan peluang hal itu benar terjadi mencapai 70%.
Dari regional, pasar Asia juga menanti pengumuman kebijakan Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ), pagi ini. Konsensus pasar memperkirakan BoJ akan mempertahankan level suku bunga kebijakannya meski kejatuhan mata uang Yen belakangan mungkin akan membuat Ueda dan sejawat melontarkan sinyal Hawkish.
Perhatian investor akan tertuju pada komentar Gubernur BOJ Governor Kazuo Ueda mengenai bagaimana BOJ me-navigasi jalan keluar dari kebijakan suku bunga rendah tanpa memicu gejolak di pasar Valuta Asing (Valas).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,27% ke 7.155 disertai munculnya volume penjualan.
“Diperkirakan, posisi IHSG akan cenderung terkoreksi dalam jangka pendek menguji 7.089-7.128 terlebih dahulu, namun selama IHSG masih mampu berada di atas 7.026 sebagai support terdekatnya, maka posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave B dari wave (2),” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (26/4/2024).
Herditya juga memberikan catatan, IHSG juga masih berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji rentang area 7.240 hingga 7.290.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ARTO, DOID, EXCL, dan UNVR.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG diperkirakan akan bergerak fluktuatif di kisaran 7.150-7.200, seiring dengan global, indeks Wall Street yang melemah semalam.
“Secara teknikal, IHSG berpeluang uji resistance 7.200 di Jumat (26/4). Akan tetapi, tekanan dari pelemahan mayoritas indeks global (25/4) diperkirakan memicu fluktuasi IHSG di atas pivot 7.150 di Jumat (26/4),” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini kembali terkait dengan defensive stocks, diantaranya ICBP, INDF, dan MYOR. Dari komoditas, dapat mencermati ESSA, dan HRUM.
(fad)