Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara naik pada perdagangan kemarin. Namun secara mingguan, harga komoditas ini masih terbenam di zona merah.

Pada Kamis (25/4/2024), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan ini berada di US$ 135,75/ton. Naik 0,18% dibandingkan hari sebelumnya.

Harga batu bara sempat turun 3 hari berturut-turut. Selama 3 hari tersebut, harga berkurang 4,41%.

Hasilnya, harga batu bara masih turun 2,69% secara point-to-point dalam seminggu terakhir. Meski selama sebulan ke belakang harga naik 5,27%.

Kabar dari China menjadi sentimen positif bagi batu bara. Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) menyatakan Negeri Tirai Bambu akan lebih banyak membuka tambang batu bara untuk memasok pembangkit listrik.

China menargetkan menambah produksi batu bara sekitar 300 juta ton per tahun hingga 2030, sebut kajian NDRC. Per 2022, batu bara masih mendominasi bauran energi (energy mix) di China dengan porsi 58,6%.

Sumber: Bloomberg)

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara sejatinya masih bearish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 48,64. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Namun indikator Stochastic RSI berada di 64,39. Menempati area beli (long) sehingga menarik untuk diakumulasi.

Meski demikian, dalam waktu dekat sepertinya risiko koreksi masih akan menghantui harga batu bara. Target support terdekat ada di US$ 131/ton. Jika tertembus, maka US$ 127/ton boleh menjadi target berikutnya.

Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 126/ton. Penembusan di titik ini bisa membuat harga batu bara turun lagi menuju US$ 122/ton.

(aji)

No more pages