China menargetkan menambah produksi batu bara sekitar 300 juta ton per tahun hingga 2030, sebut kajian NDRC. Per 2022, batu bara masih mendominasi bauran energi (energy mix) di China dengan porsi 58,6%.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara sejatinya masih bearish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 48,64. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Namun indikator Stochastic RSI berada di 64,39. Menempati area beli (long) sehingga menarik untuk diakumulasi.
Meski demikian, dalam waktu dekat sepertinya risiko koreksi masih akan menghantui harga batu bara. Target support terdekat ada di US$ 131/ton. Jika tertembus, maka US$ 127/ton boleh menjadi target berikutnya.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 126/ton. Penembusan di titik ini bisa membuat harga batu bara turun lagi menuju US$ 122/ton.
(aji)