Baca juga: Poin-Poin Penting Prediksi Inflasi PCE Amerika, Bisa Picu The Fed Hawkish
Lanskap itu diperkirakan memberi tekanan pada pasar emerging market hari ini, termasuk Indonesia. Di pasar offshore New York tadi malam, kontrak NDF rupiah 1 pekan ditutup melemah 0,4% ke Rp16.227/US$. Begitu juga kontrak 1 bulan yang masih bergerak di kisaran Rp16.219/US$.
Level tersebut lebih lemah dibandingkan posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.188/US$, melemah 0,21% dibanding closing hari sebelumnya.
Rupiah hari ini mungkin masih akan menghadapi situasi serupa dengan tekanan jual di pasar surat utang negara masih akan berlanjut, tertular pasar global. Saat ini yield SUN-10Y sudah di 7,116%. Sedang tenor 5Y semakin naik ke 7,076%.
Tekanan di pasar saham juga sepertinya masih besar menyusul sentimen yang mengikis Wall Street. IHSG kemarin ditutup turun 0,27%.
Premi risiko
Kenaikan BI rate menjadi 6,25% kemungkinan belum akan membawa rupiah menguat signifikan. Faktor eksternal yang mempengaruhi nilai dolar AS di pentas global masih menjadi penyetir pergerakan rupiah.
Namun, kenaikan bunga acuan dinilai bisa membendung kenaikan premi risiko RI lebih lanjut, menurut penilaian ekonom Bloomberg LP Tamara Henderson.
"Stabilitas rupiah dalam beberapa bulan mendatang akan lebih bergantung pada premi risiko yang diminta investor ketimbang [sentimen] kapan The Fed mulai melonggarkan moneter. Dengan semakin dekatnya Pemilu AS dan konfrontasi Israel vs Iran di wilayah yang belum pernah terjadi sebelumnya, terdapat ruang penghindaran risiko [risk aversion] dan menurunkan tekanan terhadap rupiah," kata Tamara yang juga memprediksi BI kelihatannya tidak akan menaikkan BI rate tahun ini.
Premi risiko Indonesia, Credit Default Swap 5Y, sempat melompat tajam 2,32% kemarin, menyentuh 81,6, kembali mendekati level tertinggi sejak November tahun lalu.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melemah hari ini dengan target koreksi menuju area level Rp16.200/US$ yang merupakan support terdekat sebelum break support psikologis dengan target pelemahan selanjutnya akan tertahan di Rp16.250/US$-Rp16.280/US$.
Apabila level itu kembali jebol, rupiah bisa semakin melemah ke Rp16.300/US$ sebagai support terkuat.
Jika ada pembalikan arah dan rupiah mampu menguat, level resistance menarik dicermati ada di Rp16.140/US$ dan selanjutnya Rp16.100/US$. Dalam jangka menengah, rupiah memiliki potensi penguatan lanjutan ke level Rp16.000/US$.
(rui)