Sementara Menteri Pertahanan Rusia menyalahkan drone Ukraina yang disebut menyerang wilayahnya. Melalui kanal Telegram, Rusia menyebut bahwa drone Ukraina menyerang Kireyevsk yang letaknya sekitar 230 kilometer di selatan Kota Moskow.
Drone jenis Tu-141 Strizh kata Rusia dilengkapi dengan peledak. Dilaporkan Rusia bahwa ada 3 orang yang terluka dan 5 bangunan rumah rusak. Foto-foto mengenai hal ini beredar di media sosial namun demikian pernyataan Rusia belum diverifikasi. Begitu pula belum ada pernyataan Ukraina tentang serangan ini.
Kepala Departemen Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell turut merespons pernyataan Putin soal penempatan nuklir taktis di Belarusia tersebut. Borrell melalui akun Twitter menyatakan bahwa Uni Eropa siap merespons dengan menjatuhkan lebih banyak sanksi. Hal yang sama dilakukan Menteri Luar Negeri Prancis yang menyalahkan Putin atas penempatan senjata nuklir di Belarus. Surat elektronik dikirimkan ke Moskow untuk meminta pertanggungjawaban.
Ukraina setelah itu meminta diadakan rapat darurat di Dewan Keamanan PBB.
"Ukraina mengharapkan adanya penangkalan yang bisa dilakukan terhadap Kremlin termasuk dari para anggota permanen Dewan Keamanan," kata Menlu Ukraina dalam pernyataannya.
Penempatan senjata nuklir taktis ini menurut dia adalah tindakan kriminal berikutnya yang dilakukan rezim Putin.
Analis perang di salah satu institusi Amerika Perang menanggapi soal penempatan nuklir taktis Rusia tersebut. "Putin mencoba menakut-nakuti Barat dengan eskalasi senjata nuklir ini," kata analis tersebut. Dia menyebutkan bahwa Rusia memang memiliki kemampuan nuklir jarak jauh yang mampu menyerang target di berbagai tempat.
Sementara Presiden Belarusia Alexander Lukashenko memang menawarkan negaranya menjadi lokasi senjata nuklir pada November 2021 silam. Penempatan nuklir taktis Rusia ditengarai menjadi bentuk kendali Rusia atas Belarusia.
Otoritas AS juga menyatakan sedang memantau ketat implikasi penempatan senjata nuklir Rusia di Belarusia, demikian kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson di Gedung Putih.
"Namun kami tidak melihat indikasi apa pun dalam hal ini tanda-tanda Rusia sedang bersiap menggunakan senjata nuklirnya," kata Watson.
Dia menambahkan, AS dalam strateginya akan tetap sejalan dengan pertahanan kolektif bersama Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
(bbn)