"Sekarang kredit tumbuh 10% lebih, artinya kredit tumbuh dan likuiditas masih longgar, LDR masih bagus. Jadi sekarang ada likuiditas lebih untuk menumbuhkan kredit," tutur Sunarso.
Dalam kesempatan tersebut, Sunarso meyakini akan mempertahankan pertumbuhan kredit di level double digit, meskipun BI Rate naik hingga 25 basispoin ke level 6,25%, karena perusahaan memiliki kelonggaran likuiditas.
"Bagi BRI yang memiliki LDR (loan to deposit ratio) 83% kami biasa saja, pasti kami akan pertahanakan rasio likuiditas dengan sehat tapi bukan berarti rem kredit, harus tetap tumbuhkan kredit," kata Sunarso.
Sebelumnya, BI mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi April. Di luar ekspektasi, Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat mengumumkan kenaikan suku bunga acuan.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, suku bunga Deposit Facility menjadi 5,5%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 7%," ungkap Perry dalam jumpa pers usai RDG, Rabu (24/4/2024).
Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 41 ekonom/analis menghasilkan median proyeksi BI Rate tetap di 6%.
Namun sejatinya suara pasar agak terbelah, tidak sepakat bulat atau aklamasi, ada dissenting opinion. Sebanyak 12 dari 41 ekonom/analis memperkirakan suku bunga acuan naik 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%.
(lav)