ANTM mencatatkan penjualan domestik Rp 36,58 triliun atau setara 80% dari total penjualan bersih sepanjang tahun lalu sebesar Rp 45,93 triliun. Kontribusinya tidak hanya emas, melainkan juga bijih nikel, dan bauksit.
Penjualan mineral bauksit ANTM juga mengalami kenaikan 35% menjadi Rp 1,93 triliun dibandingkan periode sebelumnya. Capaian laba bersih hasil kinerja bauksit sepanjang tahun lalu mencapai Rp 310 miliar. Raihan laba atas bauksit menjadi berbalik dibandingkan posisi sebelumnya yang mencatat kerugian bersih Rp 1,48 triliun.
Sementara produk feronikel ANTM mencatatkan hasil penjualan Rp6,85 triliun. Feronikel merupakan kontributor terbesar kedua penjualan ATM dengan proporsi 15% dari total penjualan konsolidasian FY22. Khusus penjualan segmen Nikel (produk feronikel dan bijih nikel) pada tahun lalu tercatat Rp12,03 triliun, tumbuh 12%.
Proyek hilirisasi mineral
Perseroan terus menuntaskan proyek pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 TNi per tahun di Halmahera Timur beserta dengan infrastruktur pendukung pabrik. Hingga kini fase konstruksi masih berlangsung.
Sebagai tindak lanjut dari Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) antara Antam dengan PT PLN, saat ini tengah dilaksanakan fase pengadaan listrik berupa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) dengan penyalaan tahap pertama di Desember 2022, tahap kedua di semester I-2023 dilanjutkan dengan rangkaian fase commissioning pembangkit dan pabrik feronikel.
Target operasi produksi pabrik feronikel Haltim tetap pada semester II tahun ini.
Tahun lalu perseroan juga spin-off segmen usaha pertambangan nikel yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara ke dalam bagian anak usaha ANTM, PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA). Hal ini menjadi strategi pengembangan industri baterai kendaraan listrik berbasis nikel.
Awal tahun ANTM juga bekerja sama dengan Hong Kong CBL Limited (HKCBL), anak perusahaan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) atas sebagian kepemilikan saham Antam di dalam PT Sumberdaya Arindo. Kerja sama berupa onditional Share Purchase Agreement (CSPA) ini sejalan dengan target pengembangan ekosistem EV Battery di Indonesia.
Sepanjang pagi hingga siang hari ini, Senin (27/3/2023) saham ANTM mengalami kenaikan signifikan 100 poin (5,28%) ke level Rp 1.995/saham. Investor memtransaksikan ANTM sebanyak 80.646.000 saham dengan nilai Rp 159,69 miliar.
(wep/roy)
