Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara turun pada perdagangan kemarin. Koreksinya pun nyaris mencapai 1%.
Pada Rabu (25/4/2024), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan ini dibanderol US$ 135,5/ton. Turun 0,91% dibandingkan hari sebelumnya.
Si batu hitam belum bisa lepas dari tren negatif. Dalam seminggu terakhir, harga jatuh 2,87%.
Sejatinya permintaan batu bara masih tinggi. Di China, pemerintah memberi izin pembangunan pembangkit listrik tenaga uap dengan total kapasitas 114 gigawatt. Naik 10% dibandingkan 2022.
Namun memang konsumsi batu bara China akan terus berkurang. International Energy Agency (IEA) memperkirakan sumber energi terbarukan akan mendominasi bauran energi di China pada 2050 dengan porsi 88%.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih berada di area bearish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 48,54. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Akan tetapi, indikator Stochastic RSI berada di 64,39. Masuk zona beli (long).
Meski demikian, sepertinya tekanan jual masih akan menghantui harga batu bara. Target support terdekat ada di US$ 131/ton. Jika tertembus, maka US$ 127/ton berpotensi menjadi target berikutnya.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 136/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara melesat ke arah US$ 146/ton.
(aji)