Pada April ini realisasi penyaluran SPHP tercatat mencapai 629 ribu ton, setara dengan 52,5% dari target yang ditentukan, sebut Doni.
Selanjutnya, bantuan pangan berupa beras tercatat telah disalurkan sebesar 642 ribu ton atau setara 97,3% dari target.
Meskipun begitu, pihaknya tetap mencermati beberapa risiko kenaikan harga pangan lainnya, seperti bawang merah dan bawang putih. Doni menjelaskan, harga bawang merah perlu diwaspadai akibat adanya banjir yang terjadi di beberapa sentra produksi.
“Beberapa sentra produksi bawang merah seperti Brebes, Demak dan lainnya, itu dalam kondisi banjir sehingga mempengaruhi pasokan dan distribusi,” ungkap dia.
Sementara itu, komoditas bawang putih juga turut diwaspadai akibat meningkatnya harga dari negara pemasok komoditas ini, yakni China.
“Ini yang terpenting kita berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah untuk antisipasi ini salah satunya mempercepat realisasi impor,” Doni menegaskan.
Selain itu, BI telah menyiapkan rencana jangka pendek dan panjang untuk mengatasi kenaikan harga pangan dengan terus berupaya meningkatkan produksi dan efisiensi rantai pasokan dengan kerjasama yang dilakukan petani dan Bulog.
“Termasuk bagaimana kita sediakan sarana prasarana produktivitas, kerjasama antara daerah, dan meningkatkan terus Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk terus menurunkan harga beras di daerah,” pungkas dia.
Untuk diketahui, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2024 tercatat sebesar 3,05% (yoy), ditopang oleh inflasi inti sebesar 1,77% (yoy) dan inflasi administered prices yang menurun menjadi 1,39% (yoy).
Sementara itu, inflasi volatile food meningkat menjadi 10,33% dari 8,47% pada bulan sebelumnya, dipengaruhi oleh faktor musiman periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pergeseran musim tanam akibat dampak El-Nino.
(azr/wep)