"Seiring terus bertambahnya korban jiwa dalam genosida yang sedang berlangsung setiap harinya, hak kami untuk memprotes kekerasan ini semakin penting. Sungguh memalukan tetapi tidak mengejutkan lembaga yang aktif terlibat dalam kekerasan terang-terangan Israel terhadap warga Palestina, lembaga yang ragu-ragu untuk mengakui keberadaan warga Palestina dalam komunikasi resminya, mengambil langkah ekstra untuk menghapus satu-satunya kelompok mahasiswa resmi yang didedikasikan untuk solidaritas terhadap rakyat Palestina," tambah PSC.
34 ribu orang Palestina telah meninggal akibat serangan Israel ke Gaza, yang mengakibatkan reruntuhan kantong pemukiman. Harvard University, seperti universitas lain di Amerika Serikat, telah menjadi tempat utama demonstran pro-Palestina sejak perang Israel di Gaza dimulai.
Para donatur universitas dan kelompok pro-Israel berulang kali mengaitkan kritik terhadap Israel dengan antisemitisme. Pada Desember, Claudine Gay, rektor universitas, memberikan kesaksian di sidang dengar pendapat Kongres tentang antisemitisme di universitas.
Kesaksiannya mendapat banyak kecaman, dan dia mengundurkan diri pada Januari 2024. Universitas Harvard tidak memberikan tanggapan atas permintaan komentar.
(red/ros)