Sementara itu, mengenai kelangkaan stok dan harga gula konsumsi yang juga turut melambung, dirinya juga menyebut karena momentum libur Lebaran. Namun, dia mengeklaim pasar pergulaan kini keadaannya sudah terkendali.
"Gula peralihan saja karena kita kan harusnya enggak boleh impor, musim giling. Mungkin bentrok dengan Lebaran saja dan ini udah kelar dan kita masuk musim giling."
Masalah di Sentra
Ditemui pada kesempatan yang sama, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim menuturkan kenaikan harga bawang merah yang terjadi saat ini karena salah satu daerah sentra penghasil bawang merah yakni Brebes, Jawa Tengah tengah mengalami banjir.
Meski demikian, hal ini tidak lantas membuat pasokan bawang merah saat ini jadi anjlok, karena pemerintah masih memiliki stok dari wilayah Bima, Nusa Tenggara Timur.
"Jadi bawang merah itu sekarang pasokannya sudah berkembang dan mudah-mudahan setelah di April nanti bisa dilihat seperti apa kebijakannya di Bapanas [Badan Pangan Nasional," kata Isy.
Untuk stok gula konsumsi yang belakangan justru mengalami kelangkaan di ritel modern, Isy justru mengeklaim stok masih cukup hingga satu atau dua bulan kedepan atau sampai masuknya musim giling tebu.
"Untuk gula cukup lah kan sebentar lagi Mei masuk musim giling, jadi mudah-mudahan cukup sampai musim giling," jelasnya.
Berdasarkan panel harga pangan di Bapanas hari ini pukul 11.30 WIB, rata-rata harga bawang merah secara nasional di tingkat eceran naik Rp490 menjadi Rp53.190/kg. Kenaikan tertinggi terjadi di wilayah Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah dengan kenaikan Rp110.000/kg
Sementara itu, untuk gula rata-rata harga gula konsumsi secara nasional Rp18.320/kg naik Rp160, dan kenaikan tertinggi juga terjadi di wilayah Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah dengan kenaikan Rp50.000/kg.
(prc/wdh)