Rupiah Dibuka Perkasa, Mata Uang Asia Bangkit Kalahkan Dolar AS
Tim Riset Bloomberg Technoz
24 April 2024 09:18
Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah dibuka menguat dalam perdagangan awal pagi ini di pasar spot, Rabu (24/4/2024). Rupiah keluar sebagai mata uang Asia dengan penguatan terbesar kedua setelah won Korea Selatan ke kisaran Rp16.154/US$.
Penguatan rupiah tak sendirian. Mayoritas mata uang Asia pagi ini bergerak menguat mengalahkan dolar Amerika Serikat yang tengah melandai. Rupiah menguat 0,41%, di belakang won yang perkasa 0,76%, disusul oleh dolar Taiwan dan baht Thailand yang masing-masing menguat 0,29%, lalu peso Filipina yang menguat 0,24%, juga dolar Singapura dan ringgit Malaysia yang pekasa 0,18% dan 0,09%.
Sejauh ini hanya dong Vietnam dan dolar Hong Kong yang masih melemah tipis terhadap dolar AS.
Secara teknikal, rupiah telah menembus level penguatan terdekat dan kini berpotensi melanjutkan penguatan ke Rp16.100/US$.
Dalam jangka pendek, rupiah terlihat mulai membentuk tren pembalikan arah, meski masih membutuhkan konfirmasi lanjutan, juga ada di trendline channel yang berpotensi menuju Rp16.000/US$, yang tercermin dari time frame daily menggaris chart tren satu tahun ke belakang.
Rupiah dikuatkan oleh aksi beli di pasar saham di mana IHSG dibuka naik ke 7.152. Semetara di pasar surat utang, tekanan masih tersisa meski lebih kalem di mana yield SBN 2Y bergerak di 7,017% dan 10Y di 7,04%.
Sentimen pasar global memang telah mereda dengan aksi beli mulai marak di pasar surat utang maupun saham di Wall Street. Kini, pelaku pasar global menunggu rilis data pertumbuhan ekonomi AS pada Kamis nanti yang disusul oleh data inflasi PCE pada Jumat malam.
Hari ini, para pelaku pasar akan mengarahkan pada hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan memutuskan kebijakan bunga acuan. Pengumuman dijadwalkan akan berlangsung siang nanti pukul 14.00 WIB.
Hasil konsensus pasar sampai pagi ini memperkirakan, BI rate akan tetap di 6%. Bahkan 20 dari 21 ekonom yang disurvei memprediksi, bunga acuan akan ditahan sampai 2025 nanti sebelum BI menimbang penurunan.
Dalam survei terpisah oleh Bloomberg, sebanyak 11 analis dari 41 yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan BI akan menaikkan BI-Rate sebesar seperempat poin menjadi 6,25% hari ini terutama untuk menolong rupiah yang telah melampaui Rp16.000/US$.