Alhasil, laba bruto tercatat menjadi US$22,1 juta, yang juga anjlok 73,67% dari periode yang sama tahun sebelumnya di US$84 juta.
Meski begitu, persroan mencatatkan manfaat dari pajak penghasilan senilai US$40,9 juta atau melesat 265,03% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang justru mencatatkan beban penghasilan senilai US$15,4 juta.
Selain itu, rugi yang berasal dari bagi hasil juga tercatat mengalami penurunan menjadi hanya US$679,7 ribu dari sebelumnya di US$5,6 juta.
Alhasil, perseroan mencatatkan laba neto selama periode berjalan menjadi US$72,7 juta, naik dari sebelumnya di US$67,4 juta.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk juga juga tumbuh 12,28% menjadi US$67,6 juta dari sebelumnya di US$60,2 juta.
Meski begitu, tumbuhnya laba bersih tersebut belum mampu mengerek laba per saham yang masih susut menjadi US$0,18 dari sebelumnya di US$0,36.
Sementara itu, perusahaan mencatatkan total aset hingga akhir maret 2024 mencapai US$4,23 miliar atau setara Rp68,32 triliun, naik tipis dari sebelumnya di US$4,20 miliar.
Total ekuitas tercatat senilai US$1,60 miliar. Sementara itu, arus kas dan setara kas tercatat sebesar US$60,82 juta.
(ibn/dhf)