Senada, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi bahwa BI akan menaikan suku bunga sebesar 25bps. Dengan tujuan menstabilkan rupiah yang saat ini telah berada diatas Rp16.000/US$.
“Tetapi cara satu-satunya untuk mengembalikan rupiah ke bawah Rp16.000/US$ dengan cara menaikan suku bunga. Kenapa? Dengan kenaikan suku bunga ini banyak dana masyarakat yang akan tertampung, terutama di deposito untuk menguatkan fundamental ekonomi,” ujar Bhima saat dihubungi Bloomberg Technoz, Selasa (23/4/2024).
Terlebih, kata Ibrahim, saat ini The Fed atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih diprediksi mempertahankan suku bunga acuannya. Tercermin dengan data inflasi AS yang masih tinggi, selain itu data Produk Domestik Bruto (PDB) AS juga diproyeksikan mengalami penyusutan pada kuartal I.
“Hal yang ditakutkan para Investor adalah pernyataan-pernyataan bank sentral negara bagian, seperti Kashkari [Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis] dan lain-lain, dia mengatakan kemungkinan besar Bank Sentral AS di bulan Juni ini akan mempertahankan suku bunga,” tutur Ibrahim.
Dengan demikian, pihaknya masih menilai Bank Sentral AS belum siap untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini yang menurutnya menjadi sebuah kegaduhan tersendiri di pasar dan membuat dolar terus mengalami penguatan dan pada akhirnya membuat rupiah melemah.
“Pelemahan rupiah ini sebenarnya harus diwaspadai oleh BI,” tutup Ibrahim.
(azr/lav)