Begitu juga untuk seri lain seperti PBS032, jatuh tempo tahun 2026, yield diminta mencapai kisaran 6,74%-7,12%, dibandingkan level yield di pasar sekunder untuk tenor 2Y saat ini di kisaran 7,017%.
Untuk tenor panjang seperti PBS004 (tahun 2037), lalu PBS039 (tahun 2041) dan PBS038 (tahun 2049), permintaan imbal hasil dari investor juga jauh melampaui level saat ini di pasar.
Pemerintah akhirnya hanya menyerap tak sampai separuh dari permintaan yang masuk. Hanya Rp5,07 triliun yang dimenangkan dalam lelang hari ini, terbanyak adalah untuk seri pendek SPN yang jatuh tempo tahun depan.
Permintaan seri ini mencapai Rp4,7 triliun, tertinggi di antara seri-seri lain yang dilelang dengan permintaan yield 6,5%-6,9%. Pemerintah memenangkan Rp1,26 triliun seri dengan yield rata-rata tertimbang dimenangkan di angka 6,659%. Yield itu jauh lebih rendah dibanding imbal hasil SUN 1Y saat ini yang sudah di 6,90%.
Tawarkan Green Shoe
Sepinya lelang pada hari ini dengan permintaan yield yang tinggi, menahan langkah pemerintah menggaet pendanaan di angka target. Namun, sepertinya pemerintah masih berupaya memberikan penawaran pada pasar agar target raihan pendanaan dari pasar bisa terkejar.
Caranya adalah dengan menggelar lelang SBSN tambahan (Green Shoe Option) pada Rabu esok hari. Lelang hanya dilangsungkan dalam waktu satu jam mulai pukul 09.00 hingga 10.00 WIB.
Ada tujuh seri yang akan dilelang dalam lelang tambahan itu, terdiri atas dua seri SPN tenor pendek dan lima seri PBS. "Pelaksanaan lelang tambahan dapat diikuti oleh Bank Indonesia, LPS dan/atau Dealer Utama yang menyampaikan penawaran pembelian dalam lelang SBSN hari Selasa, 23 April 2024," jelas Kementerian Keuangan dalam keterangan resmi.
(rui)