Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sesuai prediksi awal, lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang digelar oleh Kementerian Keuangan pada hari ini, Selasa (23/4/2024), berlangsung sepi dengan penurunan minat investor anjlok hingga 22,8% dibanding lelang sebelumnya. 

Investor juga meminta imbal hasil jauh lebih tinggi sejurus dengan tekanan jual yang melanda pasar surat utang belakangan dan telah mengerek yield surat utang di atas 7%. 

Lelang dilangsungkan ketika Bank Indonesia memulai rangkaian Rapat Dewan Gubernur yang akan berakhir besok dengan keputusan level BI rate apakah naik atau tetap. Sementara rupiah hari ini bergerak stabil, sempat melemah sepanjang hari namun di ujung perdagangan di pasar spot ditutup menguat tipis 0,1% ke Rp16.220/US$. Sedangkan kurs JISDOR BI masih ditutup melemah sore ini di Rp16.244/US$.

Para pelaku pasar mencatat permintaan dalam lelang sukuk negara hari ini sebesar Rp16,26 triliun, lebih rendah dibanding lelang SBSN sebelumnya Rp21,06 triliun. Dalam lelang hari ini, permintaan yield para peserta lelang juga jauh lebih tinggi dibanding kisarannya di pasar sekunder.

Sebagai contoh, untuk seri PBS030 yang jatuh tempo pada 2028, peserta lelang meminta yield tertinggi hingga 7,25% dan terendah di level 6,75%. Jauh lebih tinggi dibanding kisaran permintaan imbalan dalam lelang sebelumnya 6,43%-6,65%. Sementara saat ini yield surat berharga negara untuk tenor 4Y ada di kisaran 7,049%. 

Begitu juga untuk seri lain seperti PBS032, jatuh tempo tahun 2026, yield diminta mencapai kisaran 6,74%-7,12%, dibandingkan level yield di pasar sekunder untuk tenor 2Y saat ini di kisaran 7,017%.

Untuk tenor panjang seperti PBS004 (tahun 2037), lalu PBS039 (tahun 2041) dan PBS038 (tahun 2049), permintaan imbal hasil dari investor juga jauh melampaui level saat ini di pasar. 

Pemerintah akhirnya hanya menyerap tak sampai separuh dari permintaan yang masuk. Hanya Rp5,07 triliun yang dimenangkan dalam lelang hari ini, terbanyak adalah untuk seri pendek SPN yang jatuh tempo tahun depan. 

Permintaan seri ini mencapai Rp4,7 triliun, tertinggi di antara seri-seri lain yang dilelang dengan permintaan yield 6,5%-6,9%. Pemerintah memenangkan Rp1,26 triliun seri dengan yield rata-rata tertimbang dimenangkan di angka 6,659%. Yield itu jauh lebih rendah dibanding imbal hasil SUN 1Y saat ini yang sudah di 6,90%.

Tawarkan Green Shoe

Sepinya lelang pada hari ini dengan permintaan yield yang tinggi, menahan langkah pemerintah menggaet pendanaan di angka target. Namun, sepertinya pemerintah masih berupaya memberikan penawaran pada pasar agar target raihan pendanaan dari pasar bisa terkejar.

Caranya adalah dengan menggelar lelang SBSN tambahan (Green Shoe Option) pada Rabu esok hari. Lelang hanya dilangsungkan dalam waktu satu jam mulai pukul 09.00 hingga 10.00 WIB.

Ada tujuh seri yang akan dilelang dalam lelang tambahan itu, terdiri atas dua seri SPN tenor pendek dan lima seri PBS. "Pelaksanaan lelang tambahan dapat diikuti oleh Bank Indonesia, LPS dan/atau Dealer Utama yang menyampaikan penawaran pembelian dalam lelang SBSN hari Selasa, 23 April 2024," jelas Kementerian Keuangan dalam keterangan resmi.

(rui)

No more pages