Djoko, yang juga merupakan Koordinator Indonesia Mining Association (IMA) untuk ASEAN Federation of Mining Association, menjelaskan kontribusi ekspor timah dari Indonesia sangat besar di pasar dunia.
Pada 2023, 95% produksi timah Indonesia yang mencapai 80.000 ton dialokasikan untuk ekspor, sementara 5% untuk permintaan dalam negeri.
Djoko juga mengutip pernyataan Senior Market Intelligence Analyst International Tin Association Tom Langston yang menjelaskan ekspor timah dari Indonesia saat ini sangat tertunda karena belum adanya aktivitas perdagangan di Indonesia Commodity Derivatives Exchange (ICDX) atau Jakarta Futures Exchange (JFX) sejak pergantian tahun.
“Permintaan akan logam tersebut cenderung naik, tetapi pasokan logam tersebut masih cenderung terbatas, sehingga mendorong kenaikan harga timah dunia,” ujar Djoko.
(wdh)