Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (23/4/2024), dibuka menguat, dan menghijau. Pada pukul 9.08, indeks mencatat kenaikan 43,96 poin atau setara dengan penguatan 0,62% ke level 7.117.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan tercatat 1,73 miliar saham dengan nilai transaksi Rp1,06 triliun. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 96.493 kali.
Sebanyak 206 saham menguat dan 137 saham melemah. Sementara, 190 saham tidak bergerak.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari regional, dalam negeri. Keputusan Mahkamah Konstitusi kemarin terkait sengketa hasil Pemilu memberikan kepastian atau mengurangi Uncertainty Risk dari Pemilu 2024 di Indonesia. MK menolak semua gugatan pasangan calon Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud, sehingga dengan demikian, pasangan Prabowo-Gibran sah sebagai pemenang Pilpres 14 Februari.
Kondisi tersebut berpotensi meredam capital outflow dari pasar modal Indonesia dalam jangka pendek.
Hari ini, Bank Indonesia akan memulai pertemuan untuk merumuskan kebijakan moneter baru di tengah ketidakpastian ekonomi yang kian meningkat.
Hasil konsensus 39 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan BI akan kembali mempertahankan dan menahan suku bunga acuan BI-Rate di 6%. Sebanyak 11 dari 39 ekonom yang memprediksi BI-Rate akan naik ke 6,25%.
Hasil survei terbaru Bank Indonesia yang dirilis pekan lalu menyebut, ekspektasi inflasi ke depan yaitu pada Mei tercatat melandai, tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga yang melemah dari 161 menjadi 147,8. Seiring dengan normalisasi aktivitas masyarakat pasca perayaan Idul Fitri.
Sentimen selanjutnya datang dari Badan Pusat Statistik, yang mengumumkan kinerja perdagangan internasional RI pada Maret. Adapun surplus Neraca Dagang pada Maret melampaui perkiraan.
Neraca Perdagangan Indonesia pada bulan lalu, Maret, mengalami surplus US$4,47 miliar.
Neraca Perdagangan Indonesia berhasil sudah mengalami surplus selama 47 bulan berturut-turut. Kali terakhir Neraca Perdagangan RI mengalami defisit adalah pada April 2020 silam.
Dalam 20 tahun ke belakang, ini adalah rangkaian surplus terpanjang kedua. Hanya kalah dari Februari 2004–Maret 2008 atau 50 bulan beruntun.
(fad)