“Mereka lebih seperti mainan anak-anak, bukan drone. Belum terbukti pula bahwa serangan itu terkait dengan Israel,” tegas Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Perkembangan ini membuat pelaku pasar kembali bernafsu memburu aset-aset berisiko dan melepas aset yang dipandang aman (safe haven). Emas jadi salah satu yang mengalami tekanan jual.
“Risiko ketegangan di Timur Tengah dalam waktu dekat sepertinya tidak ada, yang membuat emas mengalami tekanan jual. Namun pertanyaannya adalah, seberapa besar harga akan turun?” kata Daniel Ghali, Commodity Strategist TD Securities, dalam risetnya.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang sedang bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 33,23. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 80,24. Sudah di atas 80, yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, ada kemungkinan tekanan terhadap harga emas belum usai. Target support terdekat ada di US$ 2.330/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.324/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.343/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik menuju US$ 2.343/troy ons.
(aji)