Bloomberg Technoz, Jakarta - Mayor Jenderal Aharon Haliva, kepala Direktorat Intelijen Militer dari Israel Defense Forces (IDF), akan mengundurkan dari militer. Keputusan tersebut dibuat berkaitan dengan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Diberitakan oleh Times of Israel, Haliva akan mundur dari militer setelah penggantinya ditunjuk. Langkah ini dikoordinasikan dengan Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Herzi Halevi dan disetujui oleh Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Haliva menjadi pejabat tinggi pertama di IDF yang mengundurkan diri karena serangan 7 Oktober. Bersama Haliva, para pejabat tinggi pertahanan lain, termasuk kepala badan keamanan Shin Bet dan kepala staf IDF, mengatakan mereka bertanggung jawab atas invasi yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober. Namun, masih belum ada pengumuman pengunduran diri dari dua pejabat lain.
"Direktorat Intelijen Militer, di bawah komando saya, gagal memperingatkan serangan yang dilakukan oleh Hamas," kata Haliva pada 17 Oktober lalu. "Kami gagal dalam misi paling penting. Sebagai kepala Direktorat Intelijen Militer, saya bertanggung jawab penuh atas kegagalan itu."
Kala itu, dia menunda pengunduran diri karena perang yang terjadi di Gaza. Namun kini, secara resmi Haliva memutuskan untuk mengundurkan diri.
"Sekarang, lebih dari setengah tahun kemudian, bersamaan dengan dimulianya penyelidikan internal, saya mengajukan pengunduran diri," tulis Haliva dalam surat berbahasa Ibrani yang dipublikasikan Senin (22/04/2024).
Haliva mengatakan dia membawa beban atas kegagalan tersebut siang dan malam. "Saya akan selalu membawa rasa sakit yang mengerikan dari perang tersebut," lanjutnya.
Serangan Hamas pada 7 Oktober menewaskan sekitar 1.200 warga, sementara 253 orang lainnya disandera. Namun, serangan balasan Israel di Jalur Gaza masih terus dilakukan hingga kini dan menyebabkan lebih dari 34.000 warga Palestina tewas.
(del)