Meski demikian, Jahja mengatakan tetap terdapat kemungkinan BI dapat menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi dibawah Rp16.000/US$, namun tetap memperhitungan situasi dan kondisi.
“Tapi kami harapkan kalau kebutuhan dolar sudah melemah, suplainya masih normal, demand-nya turun,” ucapnya.
Dalam hal ini, ia masih menilai saat ini masyarakat akan masih kesulitan menjual uang asing terutama dolar AS secara individual, terutama dalam jumlah yang besar yang dapat mempengaruhi pasar.
“Untuk besaran kecil mungkin iya, tapi kalau amount untuk jumlah besar yang mempengaruhi pasar saya rasa untuk individual player hampir tidak ada atau sedikit sekali,” tuturnya.
Untuk diketahui, BI telah memastikan melakukan intervensi di pasar uang demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (19/4/2024). Secara total, bank sentral sudah melakukan intervensi selama tiga hari berturut-turut pada pekan lalu.
Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Edi Susianto mengatakan bank sentral sudah berada di pasar spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) hari ini. Menurut dia, eksportir juga memberi dukungan dengan memasok valuta asing, sehingga membantu BI menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"(Total sudah) dua hari sebelum hari ini, support dari eksportir untuk suplai dolar AS ke market cukup bagus," ujar Edi kepada Bloomberg Technoz, Jumat (19/4/2024).
(azr/lav)