Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja menilai Bank Indonesia (BI) tidak seharusnya melakukan intervensi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah ketika terdapat kebutuhan riil yang memang tidak perlu diintervensi.

Ia mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah yang pada pekan lalu sempat mencapai Rp16.200-Rp16.300/US$ lebih disebabkan oleh permasalahan suplai dan permintaan dolar Amerika Serikat (AS).

Jahja menyoroti beberapa faktor yang bisa menyebabkan hal itu, seperti adanya peningkatan kebutuhan impor pada awal tahun, utamanya akibat momen Ramadan dan Idulfitri.

Selain hal tersebut, pihaknya juga melihat terdapat dampak penarikan dolar AS keluar dari pasar domestik, serta banyaknya perusahaan-perusahana besar yang membagikan dividen dan beberapa diantaranya dana tersebut mengalir keluar.

“Investor-investor dari perusahaan besar banyak pemiliknya dari asing, jadi ada masalah supply dan demand. Saya setuju sekali tidak ada intervensi dari BI, kalau ada kebutuhan yang riil tidak boleh diintervensi,” kata Jahja dalam konferensi pers Paparan Kinerja Triwulan I 2024 BCA, disiarkan secara virtual, Senin (22/4/2024).

Meski demikian, Jahja mengatakan tetap terdapat kemungkinan BI dapat menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi dibawah Rp16.000/US$, namun tetap memperhitungan situasi dan kondisi.

“Tapi kami harapkan kalau kebutuhan dolar sudah melemah, suplainya masih normal, demand-nya turun,” ucapnya.

Dalam hal ini, ia masih menilai saat ini masyarakat akan masih kesulitan menjual uang asing terutama dolar AS secara individual, terutama dalam jumlah yang besar yang dapat mempengaruhi pasar.

“Untuk besaran kecil mungkin iya, tapi kalau amount untuk jumlah besar yang mempengaruhi pasar saya rasa untuk individual player hampir tidak ada atau sedikit sekali,” tuturnya.

Untuk diketahui, BI telah memastikan melakukan intervensi di pasar uang demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (19/4/2024). Secara total, bank sentral sudah melakukan intervensi selama tiga hari berturut-turut pada pekan lalu.

Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Edi Susianto mengatakan bank sentral sudah berada di pasar spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) hari ini. Menurut dia, eksportir juga memberi dukungan dengan memasok valuta asing, sehingga membantu BI menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

"(Total sudah) dua hari sebelum hari ini, support dari eksportir untuk suplai dolar AS ke market cukup bagus," ujar Edi kepada Bloomberg Technoz, Jumat (19/4/2024).

(azr/lav)

No more pages