Setelah resipien dan pendonor dinyatakan cocok, operasi transplantasi dilaksanakan di kamar operasi (OK) Gedung Kanigara, RSCM, Jumat, 19 April 2024.
Dalam waktu 12 jam operasi ini melibatkan berbagai disiplin ilmu, dokter spesialis, serta di bawah supervisi Prof. Seisuke Sakamoto dari National Center for Child Health and Development (NCCHD), Jepang.
Setelah operasi, Prof. Hanifah memastikan, pasien dalam kondisi stabil.
Kendati demikian, tim medis RSCM akan terus memantau perkembangan kondisi kesehatan pasien maupun pendonor.
Hal ini untuk memastikan pasien yang dalam kondisi sehat setelah operasi dan dapat hidup lebih panjang, yakni tidak hanya setahun, tapi 5 sampai 10 tahun dan seterusnya.
“Kami menilai angka keberhasilan dari satu tahun, bagaimana dia bisa hidup setelah transplantasi. Saat ini, tingkat keberhasilan one year survival rate transplantasi hati di RSCM sudah mencapai 82%,” ungkapnya.
Persentase tersebut, lanjut Prof. Hanifah, sudah setara dengan capaian rumah sakit lain di Asia seperti Jepang dan Singapura. Pencapaian ini menunjukkan bahwa layanan transplantasi hati di RSCM telah mengalami kemajuan yang luar biasa dan mampu bersaing di tingkat internasional.
Pada masa mendatang, RSCM akan terus meningkatkan kemampuan agar dapat melaksanakan operasi transplantasi hati secara mandiri.
RSCM sebagai pusat transplantasi hati nasional juga akan terus melakukan pengampuan terhadap rumah sakit di daerah agar mampu melakukan tindakan transplantasi hati.
“Kami juga punya tugas untuk mengampu RS lain di Indonesia sehingga transplantasi hati dan ginjal tidak hanya di RSCM saja, tapi juga rumah sakit lain di daerah, sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat luas,” kata Prof. Hanifah.
Prof. Hanifah Oswari mengatakan pelaksanaan transplantasi hati ini merupakan yang ke-89 di RSCM, sejak operasi transplantasi hati pertama yang dilakukan pada 2010. Transplantasi itu terdiri dari 79 pasien anak-anak dan 10 pasien dewasa.
(dec/spt)