Logo Bloomberg Technoz

“Permintaan akan logam tersebut cenderung naik, tetapi pasokan logam tersebut masih cenderung terbatas, sehingga mendorong kenaikan harga timah dunia,” ujar Djoko saat dihubungi Bloomberg Technoz, Senin (22/4/2024).

Para pekerja mengoperasikan rakit kayu untuk mengeruk bijih timah di lepas pantai Pulau Bangka./Bloomberg-Dimas Ardian

Korupsi di Babel

Di lain sisi, lanjut Djoko, perusahaan Indonesia terkonsentrasi di Bangka Belitung, yang saat ini tengah dilanda oleh kasus korupsi PT Timah Tbk (TINS) dan menyebabkan adanya penyegelan. Walhasil, perusahaan tersebut juga tidak bisa mendulang keuntungan di tengah harga timah yang melambung tinggi.

Selain itu, perusahaan juga tidak serta-merta bisa meningkatkan kapasitas produksi karena terhambat oleh permasalahan izin lingkungan yang juga berdampak pada persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).

“Menaikan kapasitas produksi membutuhkan waktu dan kesiapan tenaga, untuk menghadapi kriteria yang dipahami berbeda-beda,” ujarnya. 

Penguatan harga timah bulan ini melebihi ekspektasi pelaku industri yang sebelumnya mengestimasikan logam tersebut sanggup menyentuh rentang US$26.000—US$28.000 per ton pada tahun ini, salah satunya akibat risiko gangguan produksi dari Indonesia di tengah kasus korupsi yang membelit PT Timah Tbk (TINS).

Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan (Perhapi) Rizal Kasli belum lama ini mengatakan kepada Bloomberg Technoz bahwa harga timah pada kisaran tersebut juga turut dipengaruhi adanya pola permintaan dan pasokan timah secara global.

“Harga tersebut tentu saja bukan hanya karena pengaruh dari Indonesia saja. Semua akan mengikuti pola supply-demand secara global. Bisa saja akibat kesulitan produksi di negara utama produsen timah lainnya terganggu juga akan mempengaruhi harga,” ujar Rizal.

Penguatan harga timah./dok. Bloomberg


Sampai dengan kuartal I-2024, Rizal mengatakan terdapat tren kenaikan harga timah dari Januari ke Maret sebesar 13%, dari US$24.452 per ton awal tahun menjadi US$27.727 per ton per hari ini di London Metal Exchange (LME). Hal ini terjadi karena adanya informasi bahwa terdapat hambatan ekspor dari Indonesia.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan telah menambah jumlah persetujuan rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) pertambangan timah menjadi 15 badan usaha dari sebelumnya hanya 12 badan usaha.

Dengan demikian, kapasitas produksi timah dari RKAB yang telah disetujui menjadi 46.444 ton untuk periode 2024—2026. Jumlah ini meningkat 4,41% dari yang sebelumnya 44.481,63 ton untuk 12 badan usaha.

“RKAB sampai saat ini yang telah dilakukan persetujuan 15 perusahaan dengan kapasitas produksi 46.444 ton. Kenaikan sedikit dari kemarin,” ujar Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ing Tri Winarno di Komisi VII DPR RI, Selasa (26/3/2024).

(dov/wdh)

No more pages