Dalirian menambahkan, semua fasilitas, termasuk fasilitas nuklir, dalam keadaan aman. Lalu, apa penyebab gagalnya serangan tersebut?
Ketegangan di Kabinet Perang Israel
Seperti dilaporkan Al Arabiya, serangan Israel terhadap Iran merupakan serangan kecil dan tampaknya dikalibrasi untuk mengurangi risiko perang besar. Menurut tiga sumber yang mengetahui situasi tersebut, kabinet perang Netanyahu pada awalnya menyetujui rencana serangan pada Senin malam di dalam wilayah Iran untuk merespons secara tegas rudal dan pesawat tak berawak Iran pada pekan lalu. Namun, mereka dikatakan menahan diri pada menit-menit terakhir.
Pada saat itu, sumber-sumber tersebut mengatakan, tiga anggota kabinet perang yang memiliki hak suara telah mengesampingkan respons yang paling drastis. Seperti menyerang fasilitas nuklir Iran, misalnya, yang kehancurannya hampir pasti memicu konflik regional yang lebih luas.
Menghadapi perpecahan kabinet dan peringatan keras dari para sekutu termasuk AS dan negara-negara Arab untuk tidak melakukan eskalasi, membuat rencana menyerang balik ditunda dua kali. Menurut pejabat pemerintah, seperti diberitakan Al Arabiya, dua rapat kabinet perang juga ditunda dua kali.
Drone Ditembakkan dari Iran
Serangan pada Jumat tampaknya menargetkan pangkalan Angkatan Udara Iran di dekat kota Isfahan, yang cukup dekat dengan fasilitas nuklir Iran. Serangan tersebut tampaknya merupakan sebuah pesan dari Israel untuk memperlihatkan jangkauan serangannya tanpa menggunakan pesawat terbang, rudal balistik, menyerang situs strategis, atau menyebabkan kerusakan besar.
Iran mengatakan sistem pertahanannya menembak jatuh tiga pesawat tak berawak di atas pangkalan dekat Isfahan pada Jumat. Mengenai serangan tersebut, Israel sama sekali tak berkomentar. Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS sama sekali tidak terlibat dalam serangan itu.
Dilaporkan Reuters, seorang pejabat Iran mengatakan ada tanda-tanda drone tersebut diluncurkan dari dalam Iran oleh "penyusup". Sumber yang mengetahui pandangan intelijen negara-negara Barat atas insiden tersebut juga mengatakan bukti awal menunjukkan Israel meluncurkan drone dari dalam wilayah Iran. Mengenai temnuan ini, Kementerian Luar Negeri Iran tak menaggapi permintaan komentar.
"Israel mencoba mengkalibrasi antara kebutuhan untuk merespons dan keinginan untuk tidak masuk ke dalam siklus aksi dan reaksi balasan yang akan meningkat tanpa henti," kata Itamar Rabinovich, mantan duta besar Israel untuk Washington.
Kemungkinan Serangan Balasan Iran
Menteri Luar Negeri Iran menolak untuk mengakui bahwa Israel berada di balik serangan baru-baru ini di negaranya dan menggambarkan senjata yang digunakan lebih seperti mainan anak-anak.
"Apa yang terjadi semalam bukanlah sebuah serangan," ujar Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, dalam sebuah wawancara dengan NBC News, dilansir Sabtu (20/4/2024). "Itu lebih seperti mainan yang dimainkan anak-anak kita--bukan drone."
Amirabdollahian, yang berbicara di New York, di mana ia menghadiri sidang Dewan Keamanan PBB, mengatakan bahwa Iran tidak berencana untuk merespons kecuali jika Israel meluncurkan serangan yang signifikan.
"Selama tidak ada petualangan baru oleh Israel terhadap kepentingan kami, maka kami tidak akan melakukan reaksi baru," katanya.
Namun, menteri luar negeri memperingatkan bahwa jika Israel benar-benar menyerang Iran, maka tanggapannya akan cepat dan keras.
"Jika Israel mengambil tindakan tegas terhadap negara saya dan hal ini terbukti," katanya, "tanggapan kami akan segera dan secara maksimal dan akan membuat mereka menyesal."
(del)