Logo Bloomberg Technoz

Annie Lee dan Martin Ritchie - Bloomberg News

Bloomberg, Laba bersih kuartal I-2024 Zhejiang Huayou Cobalt Co merosot 49% dari tahun sebelumnya karena harga logam bahan baku baterai masih kesulitan untuk pulih dari tren penurunan sepanjang 2023.

Raksasa logam baterai dan prekursor asal China, yang juga berinvestasi dalam proyek hilirisasi nikel di Indonesia, tersebut melaporkan adanya penurunan harga logam dan biaya pendanaan yang lebih tinggi selama tiga bulan tahun berjalan hingga 31 Maret.

Hal ini terjadi menyusul penurunan pendapatan 2023 sebesar 14% menjadi 3,35 miliar yuan (US$463 juta) di tengah kondisi pasar logam baterai yang “kompleks dan parah”.

Perlambatan permintaan kendaraan listrik dan peningkatan kapasitas produksi dalam rantai pasok telah membalikkan dinamika pasokan dan permintaan baterai serta bahan bakunya, kata Huayou dalam laporan tahunannya yang dirilis Jumat malam.

Hal ini mengakibatkan “kelebihan kapasitas secara bertahap dan struktural” dan makin ketatnya persaingan. Perusahaan menambahkan bahwa harga produk nikel dan litium turun “dramatis” tahun lalu sementara pasar kobalt dan tembaga juga bergejolak.

Harga logam baterai belum mengalami pemulihan yang berarti setelah anjlok tahun lalu, sementara secara global para penambang, smelter, produsen baterai, dan pembuat mobil masih berupaya mengatasi kelebihan stok yang menyumbat rantai pasokan.

Huayou mengatakan tingkat persediaan produk litium naik lebih dari 3.900% tahun lalu, sedangkan untuk produk tembaga dan nikel masing-masing melonjak 61% dan 55%.

Namun, perusahaan China ini memperkirakan pasar akan secara bertahap beralih ke restocking yang stabil pada tahun ini.

Harga logam baterai yang “wajar” saat ini dapat membantu meningkatkan kinerja biaya bahan terner, kata perusahaan tersebut. Tren pengembangan kendaraan listrik dengan kepadatan energi tinggi dan jarak tempuh yang jauh dapat mendukung permintaan baterai nikel, katanya.

Perusahaan menambahkan bahwa proyek nikel Huafei, Huayue, dan Huake di Indonesia kini telah berproduksi, sementara proyek bijih litium Arcadia di Zimbabwe juga telah beroperasi.

Perusahaan, yang memasok ke perusahaan-perusahaan termasuk Tesla Inc dan Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL),  menambahkan bahwa mereka akan fokus pada “menerobos” pasar Jepang dan Korea Selatan, sambil menjajaki peluang di Eropa dan Amerika.

(bbn)

No more pages