Pada saat yang sama, ekspor mencatat penurunan lebih rendah dibanding prediksi, yaitu turun 4,2% dari perkiraan penurunan mencapai 11% menjadi sebesar US$22,43 miliar pada Maret.
Penurunan ekspor terutama karena ekspor nonmigas yang melemah terutama ekspor mineral, besi dan baja juga minyak sawit. Menghitung secara kuartalan, ekspor RI pada kuartal 1-2024 turun 7,25% dibanding kuartal 1-2023.
Keputusan MK
Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak gugatan sengketa Pilpres 2024. Hakim di sidang PHPU menolak gugatan Paslon Anies-Muhaimin kepada tergugat Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Putusan itu dibacakan dalam atas gugatan yang diajukan Anies-Muhaimin bernomor 1/PHPU.PRES-XXII/2024.
"Menolak permohonan untuk seluruhnya," ujar Hakim MK Suhartoyo membacakan putusan MK dalam sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) sengketa Pilpres di gedung MK, Senin (22/4/2024).
Keputusan MK ini sekaligus menguatkan ketetapan yang dibuat KPU terkait dengan kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Selanjutnya, sampai tulisan ini naik, MK melanjutkan pembacaan keputusan atas gugatan yang dilayangkan oleh paslon Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
BI rate diprediksi naik
Bank Indonesia dijadwalkan akan menggelar Rapat Dewan Gubernur pada 23-24 April atau mulai Selasa esok. Konsensus hasil survei Bloomberg terhadap 39 ekonom sampai siang hari ini memperkirakan BI masih akan menahan bunga acuan di 6%.
Namun, sebanyak 11 dari 39 ekonom meyakini BI akan mengerek bunga acuan ke 6,25% untuk menyokong rupiah yang telah menjadi bulan-bulanan sepanjang tahun ini dengan kehilangan nilai hingga 5,3% dibanding posisi penutupan akhir tahun lalu.
Beberapa bank asing memprediksi, nilai rupiah bisa terperosok hingga menyentuh Rp17.000/US$ pada September nanti terutama bila prediksi penurunan bunga The Fed kembali molor.
"Pelemahan menuju Rp17.000/US$ akan terjadi bertahap, tidak serta merta. Namun, tanpa kenaikan BI rate, tidak akan membantu [rupiah kembali menguat]," kata Elias Hadad, Senior Market Strategist di Brown Brothers Harriman di London, seperti dilansir dari Bloomberg News.
Penguatan dolar AS yang masih belum terjeda, membutuhkan respon kebijakan yang lebih kuat. Pasalnya, strategi penguatan rupiah melalui jurus lain seperti intervensi langsung ke pasar atau melalui operasi moneter dengan tiga instrumen baru seperti SRBI, SVBI dan SUVBI, juga kebijakan mandatori penempatan devisa hasil ekspor, sejauh ini belum memadai. Nyatanya, rupiah tetap terkapar jatuh.
"Pelemahan rupiah akan terus terjadi bila BI kembali menahan bunga acuan pekan ini. Pengetatan lebih lanjut akan menjadi tindakan terbaik," kata Brendan McKenna, Ahli Strategi Mata Uang di Wells Fargo. Ia memprediksi, rupiah berpotensi melemah sampai ke level psikologis baru di Rp16.500/US$ seiring dengan mundurnya prediksi pivot The Fed dari Juni menjadi September.
(rui)