"Kami memperkirakan nilai kesepakatan bisa mencapai US$8 miliar mengingat valuasi FREN sebesar 1 kali PBV usai rights issue."
Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap perlambatan pendapatan rata-rata per pelanggan atau average revenue per unit (ARPU) industri telekomunikasi, merger FREN dan EXCL bisa menjadi skenario win-win solution jika dijalankan dengan benar.
"Merger membantu EXCL mempercepat perluasan cakupannya untuk pertumbuhan di masa depan dengan memanfaatkan basis pengguna Sinarmas yang luas dan mensinergikan ekosistem infrastruktur digital," tutur Jimmy.
Mempertimbangkan sentimen itu, Jimmy mengerek rekomendasinya menjadi trading buy saham EXCL. Ia juga menaikkan target harga menjadi Rp3.500/saham.
Pengalihan Pengendalian
Sebelumnya, manajemen FREN menanggapi soal isu babak baru penggabungan atau merger dengan PT EXCL.
Grup Sinarmas justru akan menjadikan FREN sebagai kendaraan investasi untuk mengambilalih saham EXCL yang menjadi porsi Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. Sehingga, usai transaksi, pengendalian EXCL nanti akan beralih ke FREN.
Direktur FREN Antony Susilo dalam keterbukaan informasi menjelaskan, pihaknya tidak memiliki atau mengetahui informasi apa pun terkait dengan isu tersebut.
"Oleh karena itu, sampai saat ini tidak ada hal material yang dapat mempengaruhi pemegang saham atau hrga saham yang dapat diumumkan perseroan kepada OJK, BEI dan publik," jelas Antony, dikutip Minggu (21/4/2024).
Ia menambahkan, manakemen akan mematuhi peraturan yang berlaku, khususnya tentang kewajiban penyampaian informasi, jika ada kejadian yang material.
FREN sendiri terus melanjutkan proses rights issue. Ini sekaligus menampik kabar yang menyebut rights issue batal.
Proses cum rights issue bahkan telah berakhir jelang akhir pekan lalu, tepatnya pada 18 April 2024.
FREN menyatakan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 171,45 miliar saham biasa seri D dengan nilai nominal Rp50/saham, dan akan ditawarkan dengan harga Rp50/saham.
Dengan harga tersebut, maka dana yang dapat diraih FREN sebanyak-banyaknya Rp8,57 triliun dari rights issue kali ini.
(red)