Sekitar 80% dari sekitar 1,5 juta barel ekspor minyak harian Iran dikirim ke kilang-kilang independen di China yang dikenal sebagai "teko", menurut ringkasan dari legislasi yang sama.
Meskipun sanksi-sanksi ini dapat berdampak pada ekspor minyak Iran--dan menambah harga minyak mentah sebanyak US$8,40 per barel--sanksi-sanksi ini juga mencakup wewenang pengabaian dari presiden, demikian menurut ClearView Energy Partners, sebuah perusahaan konsultan yang berbasis di Washington.
"Presiden Joe Biden mungkin memilih untuk menggunakan wewenang ini, membatalkan dampak harga dari sanksi-sanksi tersebut; Pemerintahan Trump yang kedua mungkin tidak," tulis ClearView dalam sebuah catatan untuk para kliennya.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Oktober menolak anggapan yang dipegang secara luas bahwa AS secara bertahap melonggarkan beberapa penegakan sanksi terhadap penjualan minyak Iran sebagai bagian dari upaya pemulihan hubungan diplomatik.
(bbn)