Terkait harga BBM dan LPG, Pertamina Patra Niaga berkomitmen mendukung kebijakan dan upaya pemerintah menjaga perekonomian nasional lebih stabil dan kondusif.
Sementara terkait stok atau suplai BBM terus dijaga di level 20 hari dan telah diamankan dari produksi kilang dan kargo dari kawasan Asia. Pertamina Patra Niaga mengatur stok BBM di level yang optimum untuk mengantisipasi potensi disrupsi suplai.
“Saat ini [stok] pertalite 20 hari, pertamax dan lainnya di atas 30 hari-40 hari, stok tidak ada masalah, untuk pengadaan BBM juga jangka panjang,” ujarnya.
Secara terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif kembali menegaskan tidak akan mengubah kebijakan penahanan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga Juni, seiring dengan makin memanasnya konflik Iran-Israel.
"Kemarin sudah kita bahas, jadi kita [tetap] masih menahan sampe Juni," ujar Arifin di Jakarta, Jumat (19/4/2024).
Meski begitu, Arifin mewanti-wanti pemerintah akan mengambil langkah antisipasi lain jika konflik kedua negara Timur Tengah tersebut akan tereskalasi dan berkepanjangan.
Dalam kaitan itu, kata Arifin, pihaknya juga telah mencari opsi untuk membuka keran lebih luas terhadap impor minyak mentah dan BBM ke berbagai negara lain, seperti Afrika hingga Amerika Latin.
"Kalau konflik ini tidak berkesudahan, kan harus ada langkah yang pas," kata Arifin.
"Kita harus ada jaringan suplai, sekarang begini, kita impor crude kurang lebih 240.000 barel per hari, dari macem-macem beberapa negara Arab Saudi, ada dari Nigeria. Kemudian kita juga impor BBM 600.000 barel per hari, sumbernya dari 3 kilang, Singapura, Malaysia, India. karena ini paling kompetitif dalam menawarkan harga BBM-nya."
(mfd/frg)